SuaraBogor.id - Kawasan Puncak, Kabupaten Bogor selama ini identik dengan cukup banyak turis yang berasal dari Timur Tengah. Faktanya, ada 1600 imigran dari Timur Tengah yang bermukim di dua desa di kawasan Puncak, Bogor.
Kondisi ini menurut Kepala Dinas (Kadis) Pariwisata Kabupaten Bogor, Deni Humaedi bisa menggangu citra pariwisata kawasan Puncak.
“Citra kawasan Puncak saat ini identik dengan wisata Timur Tengah, karena jumlah imigran banyak, terkesan Puncak khusus wisata Timur Tengah, padahal tidak demikian. Puncak terbuka juga dengan wisata mancanegara lainnya,” ungkapnya mengutip dari Bogordaily.net--jaringan Suara.com, Senin (21/3/2022).
“Para imigran terseber di Desa Tugu Utara dan Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor,” katanya.
Jika keberadaan para imigran terus bertambah di kawasan Puncak, kata Deni, keberadaan para imigran itu juga bisa menimbulkan stigma negatif,terhadap kawasan Puncak sebagai kawasan strategi pariwisata nasional.
“Kami hanya minta agar para imigran tidak berada di kawasan strategis wisata nasional Puncak, dan agar Badan Imigran PBB (UNHCR) dapat mengurus dan memindahkan mereka,” jelasnya.
Belum lagi, lanjut Deni, adanya informasi mengenai nikah siri antara warga pribumi dengan para imigran. Tindakan seperti ini, katanya, tidak dapat dilindungi hukum, termasuk status anak yang dilahirkan dari hasil pernikahan siri.
“Pemkab Kabupaten Bogor ingin mengembalikan kawasan Puncak itu sebagai destinasi wisata, bukan transit imigran,” terangnya.
Ia juga mengatakan tentang munculnya istilah “Kampung Arab” di kawasan Puncak, hal itu hanya sebuah istilah di masyarakat dan tidak resmi oleh pemerintah daerah.
Baca Juga: Sandiaga Uno Sebut Pemerintah Arab Dukung Pembangunan Kereta Gantung di Kawasan Puncak Bogor
“Nama asli kampung yakni Kampung Sampay atau Warung Kaleng. Kawasan Warungkaleng berada di Desa Tugu Selatan dan Desa Tugu Utara. Kawasan kampung mulai terisi sekitar tahun 1980-an,” katanya.
Saat ini, seiring dengan bertambahnya jumlah wisatawan Timur Tengah di kawasan Puncak, sering terdengar istilah kawin kontrak antara lelaki Timur Tengah dengan wanita lokal dan melakukan kawin kontrak.
Dari informasi yang beredar mereka yang melakukan kawin kontrak dengan lelaki Timur Tengah adalah para wanita tunasusila dan banyak berkeliaran di kawasan Puncak
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
Terkini
-
Puncak Membara! Warga Korban PHK Siap Gugat Presiden, Janji Menteri Hanif Faisol Cuma Angin Surga?
-
Mengapa Truk Box Itu Gagal Menanjak? Misteri Penyebab Rem Blong di Tanjakan Ciampea Renggut Nyawa
-
Bentrok Kepentingan Tanah Desa vs Utang BLBI, Mendes Yandri Desak Keputusan Berani Pemerintah
-
Membongkar Strategi CIMB Niaga Bogor: Bukan Hanya Pinjaman, Tapi Garansi Bisnis Berkelanjutan
-
Lelang Tanah 800 Hektare Akibat 'Dosa Masa Lalu': Dua Desa Kuno di Bogor Jadi Tumbal Skandal BLBI