Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Kamis, 30 Juni 2022 | 22:43 WIB
Ilustrasi kekerasan seksual di lingkungan ponpes di Depok [Suara.com/Rochmat]

SuaraBogor.id - Sebanyak 11 santriwati di Kota Depok, Jawa Barat diduga jadi korban kekerasan seksual. Peristiwa tersebut terjadi di lingkungan Pondok Pesantren wilayah Beji, Depok.

Mengutip dari DepokToday.hops.id -jaringan Suara.com, kuasa hukum para santriwati yakni Megawati mengatakan, saat ini para korban baru bisa bercerita saat libur kegiatan pesantren.

Dugaan kasus cabul yang dialami para santriwati itu mencuat sejak sepekan lalu. Namun menurut korban, pelaku telah melancarkan aksinya selama setahun belakangan.

Dari hasil pemeriksaannya, terdapat 11 orang yang menjadi korban, namun hanya 5 yang berani melapor ke Polda Metro Jaya.

Baca Juga: KPK Lelang Rumah Koruptor di Cipayung Depok Rp 1,1 Miliar, Jika Berminat Bisa Datang Langsung, Catat Waktunya!

“Yang berani untuk speak up hanya 5 orang. Tapi sekarang yang diperiksa baru 3 orang. Yang 1 orang lainnya masih di Bandung dalam kondisi sakit,” katanya, baru-baru ini.

Beberapa korban ternyata adalah anak yatim piatu. Mereka tadinya tak sanggup mengadukan ulah bejat pelaku karena merasa hutang budi dengan pemilik pondok pesantren.

“Karena beberapa dari mereka yatim piatu, jadi mereka takut untuk melaporkannya. Mereka merasa hutang budi ke pondok pesantren itu karena dapat fasilitas gratis,” jelasnya.

Lebih lanjut dirinya mengatakan, setelah mendengar pengakuan dari korban dan bersama orang tua korban, akhirnya mereka sepakat untuk membuat laporan ke Polda Metro Jaya agar kasus ini ditindak lanjuti.

Megawati menambahkan, kasus itu telah diselidiki oleh Polda Metro Jaya. Pihak pesantren saat ini belum dimintai keterangan karena masih fokus pada laporan korban.

Baca Juga: Ditangkap di Sebuah Penginapan di Bogor, Ini Motif Pelaku Pembunuhan di Pesanggrahan Jakarta

Load More