SuaraBogor.id - RSUD Leuwiliang tidak habis-habisnya membuat geleng kepala masyarakat Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan sejumlah polemik.
Teranyar, RSUD Leuwiliang kembali mewarnai media sosial, bukan karena prestasi, tapi karena viralnya video yang mempertontonkan orang sedang marah-marah di lobi Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Leuwiliang karena soal mobil ambulance.
Video tersebut diunggah pertama kali oleh akun tiktok @selvidamayanti2707. Dalam unggahannya, ia menghardik RSUD Leuwiliang karena diduga menyembunyikan mobil ambulance saat ada pasien yang mengalami koma.
"Mana ada Rumah Sakit ketika KOMA membutuhkan ambulance lalu ambulan itu diumpetin? Ya cuman rumah sakit RSUD Leuwiliang aja," sindir dia.
“Terlalu Banyak Korban Yang Kehilangan Nyawa Di Karenakan Pelayanan Yang Sangat AMAT BURUK, BAHKAN KETIKA KAKA Saya KOMA Banyak Kekurangan DARAH,Pas Membutuhkan Ambulan malah di Umpetin Di GUDANG RUMAH SAKIT RSUD LEWILIANG NYA,” lanjutnya.
Akibatnya, dalam video tersebut tampak beberapa orang pria yang terus memaki-maki petugas rumah sakit sampai harus ditahan oleh orang di sekitarnya.
Setelah ramai beredar Video tersebut, RSUD Leuwiliang memberikan klarifikasi melalui akun Instagram resminya. Ia memaparkan kronologi kejadian. Pihaknya mengungkapkan bahwa pasien datang pada 9 November pukul 18.15 setelah mengalami kecelakaan.
Pasien tersebut diterima oleh petugas IGD dalam keadaan sadar dan bisa berkomunikasi. Kemudian dokter melakukan pemeriksaan, terapi, membersihkan luka, merawat luka, memasang spalk kaki kiri, dan memberikan suntikan pereda nyeri.
Pasien disebut bisa dirawat di RSUD Leuwiliang dengan kondisi patah tulang. Namun, jika setelah pemeriksaan memerlukan dokter spesialis bedah syaraf, maka pasien akan dirujuk ke RS yang memiliki dokter spesialis bedah syaraf.
"Ketika dijelaskan prosedur rujukan, keluarga ingin langsung membawa pasien ke rumah sakit lain dengan kendaraan sendiri,” tulis pernyataan RSUD Leuwiliang.
Baca Juga: Jika Ada Pungli Langsung Lapor! Perumda Pasar Tohaga: TPS Pedagang Pasar Leuwiliang Gratis
Dokter kemudian menjelaskan prosedur rujukan antar rumah sakit melalui sistem pelayanan gawat darurat terpadu (SPGDT) sehingga rumah sakit yang akan menjadi tempat rujukan menjadi tahu kondisi pasien dan kebutuhan pasien.
"Tetapi setelah dijelaskan, keluarga pasien tetap akan membawa pasien memakai kendaraan sendiri," dia.
"Suami dan keluarga tetap menolak menggunakan SPGDT dan tetap akan menggunakan kendaraan sendiri, dan ternyata petugas rumah sakit melihat telah ada kendaraan yang menjemput pasien tersebut," tutupnya.
Kontributor : Egi Abdul Mugni
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Kata-kata Miliano Jonathans Tolak Timnas Indonesia
- Miliano Jonathans: Hati Saya Hancur
- Dari Premier League Bersama Crystal Palace Kini Main Tarkam: Nasib Pilu Jairo Riedewald
- Insiden Bendera Terbalik saat Upacara HUT RI ke-80, Paskibraka Menangis Histeris
- Dicari para Karyawan! Inilah Daftar Mobil Matic Bekas di Bawah 60 Juta yang Anti Rewel Buat Harian
Pilihan
-
Viral! Ekspresi Patrick Kluivert Saat Kibarkan Bendera Merah Putih di HUT RI-80, STY Bisa Kaya Gitu?
-
Tampak Dicampakkan Prabowo! "IKN Lanjut Apa Engga?" Tanya Basuki Hadimuljono
-
Tahun Depan Prabowo Mesti Bayar Bunga Utang Jatuh Tempo Rp600 Triliun
-
5 Rekomendasi HP Realme Murah Terbaik Agustus 2025, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
-
Kontroversi Royalti Tanah Airku, Ketum PSSI Angkat Bicara: Tidak Perlu Debat
Terkini
-
Fakta Baru Bentrok Maut Jasinga: Korban Tewas Diduga Bawa Parang, Provokator Kabur Matikan HP
-
Update Bentrok Maut Jasinga: Polisi Buru Provokator yang Kabur dan Matikan HP
-
Perayaan HUT RI ke-80 Berujung Maut: Warga Jasinga Tewas Dibacok Usai Laga Sepak Bola
-
Butuh Tarik Tunai Tengah Malam? Ini Dia Rekomendasi ATM 24 Jam di Leuwiliang Bogor
-
Bupati Bogor Rombak Kabinet: 4 Fakta Penting di Balik 7 Kursi Panas yang Masih Kosong