SuaraBogor.id - Masyarakat di sejumlah daerah saat ini tengah menyoroti soal harga beras yang semakin meningkat. Apalagi kenaikan itu menjelang bulan suci Ramadan.
Penyebab harga beras naik langsung dibongkar Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo.
Menurutnya, program bantuan sosial (bansos) tidak menyebabkan kenaikan harga beras dan berkurangnya stok di pasar tradisional maupun ritel modern.
"Jangan dibilang menghabiskan beras nasional, enggak. Itu (ada) posnya sendiri-sendiri," ujar Arief, dikutip dari Antara.
Arief menyampaikan beras bantuan pemerintah ataupun beras program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) diambil dari gudang Perum Bulog, yang mendapat amanat untuk menyalurkan bansos.
"Itu langsung dari Gudang Bulog, tidak menyerap dari yang ada di panen lokal," katanya.
Kelangkaan dan tingginya harga beras di pasar disebabkan oleh hasil panen dalam negeri yang berada di bawah 1 juta ton.
Sementara kebutuhan beras di Indonesia bisa mencapai 2,5 juta ton hingga 2,6 juta ton.
Menurut Arief, rendahnya jumlah produksi dalam negeri tersebut yang menyebabkan harga beras menjadi tinggi dan sulit didapat.
Baca Juga: Harga Semakin Terbang Tinggi, Bulog Dramaga Siagakan 8 Ribu Ton Beras
"Karena dari panen lokal kemarin angkanya di bawah 1 juta ton, kebutuhan sebulan 2,5 juta ton - 2,6 juta ton. Jadi ini mesti clear," ucap Arief.
Sementara itu, pemerintah akan mempercepat penambahan stok beras Bulog untuk menghadapi periode Ramadhan dan Idul Fitri 1445 H.
Arief menyebutkan dalam Sidang Kabinet Paripurna yang berlangsung pada Senin (26/2), Presiden Joko Widodo meminta kementerian dan lembaga untuk fokus mempersiapkan stok pangan atau kebutuhan bahan pokok guna mencegah kelangkaan atau ketidakstabilan harga.
Stok beras di Gudang Bulog setidaknya harus terisi sebanyak 1,2 juta ton. Sementara, data terakhir berada di angka 800 ribu ton beras.
Pemerintah pun melakukan tambahan impor beras sebesar 1,6 juta ton bertujuan untuk mencegah terjadinya risiko kekurangan beras.
Arief menyampaikan pemerintah harus memiliki cadangan beras pemerintah (CBP) guna mencegah terjadinya kelangkaan, baik yang disebabkan oleh ancaman cuaca maupun produksi dalam negeri yang terganggu oleh hama.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Kantor Desa Digembok Warga! Protes Keras Janji Palsu Kepala Desa Bojong Kulur
-
Warga Bogor Siap-siap! Mulai Pukul 6 Pagi, Jalan Utama Cibinong Bakal Berubah Jadi Arena Olahraga
-
7 Fakta Mengejutkan Kasus Anak Pejabat di Angkringan Cileungsi, Sekdes dan Tokoh Pemuda Pasang Badan
-
Anak Anggota DPRD Bogor Dianiaya Warga? Sekdes Mekarsari: Itu Fitnah!
-
Anak Anggota DPRD Terlibat Kericuhan di Angkringan Cileungsi, Warga: Keresahan Sudah Lama