SuaraBogor.id - Perkembangan ideologi terorisme yang kerap terjadi di bawah permukaan atau tidak terlihat saat ini menjadi sorotan khusus bagi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI Komjen Pol. Mohammed Rycko Amelza Dahniel mengajak kepada masyarakat untuk mewaspadai gerakan ideologi terorisme tersebut.
"Ideologi ini tidak hanya muncul di permukaan, ideologi ini sekarang berkembang di bawah permukaan," katanya, Selasa (23/4/2024).
Komjen Pol. Rycko menekankan bahwa tugas BNPT salah satunya untuk mengidentifikasi dan memberi pemahaman tentang potensi terorisme dalam bentuk ideologi kekerasan pada seluruh elemen bangsa.
Mantan Kepala Badan Intelijen dan Keamanan Polri itu memandang perlu kolaborasi dan sinergi dari berbagai elemen masyarakat, terlebih seluruh organisasi pemerintahan, untuk bahu-membahu mulai mengidentifikasi sebelum melakukan berbagai upaya pencegahan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
"Libatkan seluruh masyarakat bersama-sama untuk membangun daya cegah, daya tangkal, daya lawan kepada diri sendiri, kepada keluarganya, kepada kawan-kawannya, kepada kelompoknya, kepada masyarakat," ujarnya.
Ia menilai BNPT memiliki peran penting, terutama dalam mengoordinasikan antar-elemen penanggulangan terorisme, khususnya dalam hal pencegahan intoleransi, radikalisme, dan terorisme.
Sebelumnya, BNPT mencatat tidak ada satu pun serangan teroris secara terbuka yang terjadi di Indonesia sepanjang 2023.
Kendati demikian, Rycko di Kantor BNPT, Bogor, pada akhir tahun lalu, sempat mengingatkan fenomena nihil serangan teroris mirip dengan teori gunung es, yakni tidak muncul di permukaan bukan berarti tidak ada pergerakan di bagian bawah.
Baca Juga: Dinilai Semrawut, AHY Bakal Tertibkan Bangunan Liar di Kawasan Puncak Bogor
Adapun di bawah permukaan terjadi peningkatan konsolidasi dan radikalisasi, yang tercermin dari sebanyak 148 terduga teroris ditangkap oleh jajaran Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri bersama TNI sepanjang tahun lalu.
Ratusan terduga teroris yang ditangkap tersebut berasal dari kelompok Jemaah Islam Indoensia (JII) dan Jamaah Ansaarut Daulah (JAD). [Antara].
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Bukan Sekadar 32 Km Jalan, Intip Visi PU 608 di Balik Tol Bogor-Serpong
-
Misteri di Balik Tol Bogor Serpong, Mengapa Investor Rela Tanam Rp12,3 Triliun Tanpa Bebani APBN?
-
Guncangan M 2,3 di Bogor Pagi Kemarin, Ini Penjelasan BMKG tentang Kekuatan Sebenarnya
-
Inilah Jam-Jam Penentu One Way di Puncak 5 Oktober 2025, Jangan Sampai Rencana Liburan Anda Hancur!
-
Puncak Membara! Warga Korban PHK Siap Gugat Presiden, Janji Menteri Hanif Faisol Cuma Angin Surga?