Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Selasa, 17 September 2024 | 23:58 WIB
Kepala Bappedalitbang Kabupaten Bogor Ajat Rochmat Jatnika pada konferensi internasional 60th ISOCARP World Congress di New Clark City, Filipina. (ANTARA/HO-Dokumentasi Pribadi )

SuaraBogor.id - Satu kebanggaan bagi Indonesia usai Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat memaparkan konsep Situ Front City ke New Clark City, Filipina, Selasa (17/9/2024).

Pemaparan konsep itu langsung oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kabupaten Bogor Ajat Rochmat Jatnika.

Menurut Ajat sapaan akrabnya, dia telah membawa konsep Situ Front City ke New Clark City, Filipina, untuk dipaparkan pada penyelenggaraan konferensi internasional 60th ISOCARP World Congress pada 10-13 September 2024.

"Situ Front City adalah jawaban Kabupaten Bogor akan tuntutan untuk menjaga hulu dari Jabodetabekpunjur di satu sisi dan kebutuhan masyarakat akan permukiman yang sejuk dan nyaman di kaki Gunung Salak," ungkap Ajat dilansir dari Antara.

Baca Juga: Jaringan Internasional Terendus, Sabu 784 Gram Ditemukan di Bungkus Teh China

Ia menjelaskan Situ Front City menawarkan perumahan vertikal di sekitar danau untuk menampung masyarakat di tapak yang relatif kecil dan menyisakan ruang terbuka hijau dalam jumlah besar.

“Kawasan ini dilengkapi dengan berbagai amenitas yang terhubung dengan infrastruktur hijau agar masyarakat dapat memenuhi kebutuhan di dalam kawasan dengan berjalan kaki atau bersepeda," ujarnya.

Ajat berharap inisiatif kawasan rendah karbon ini akan membawa Bogor ke dunia perencanaan dan membawa dunia perencanaan ke Bogor.

Dua pembicara lainnya pada sesi ini adalah Dr David Mountain dari RTPI dan Dushko Bogunovich dari ISOCARP. Ketiganya meyakini kota baru mandiri dapat menjadi solusi bagi tantangan urbanisasi dan perubahan iklim jika direncanakan dengan prinsip kota regeneratif dan berkelanjutan.

Selain menyampaikan inovasi pembangunan perkotaan yang sudah diimplementasikan di Kabupaten Bogor, kata dia, melalui konferensi ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor dapat menjaring inovasi-inovasi baru dari seluruh dunia yang dapat diadopsi.

Baca Juga: Kang Mus: Naturalisasi Penting, Tapi Pembinaan Bibit Lokal Tak Boleh Terlewatkan

"Untuk dapat menjawab tantangan pembangunan berkelanjutan melalui pendekatan desain perkotaan yang berkelanjutan, pengurangan emisi karbon, penyediaan transportasi publik, serta pemberdayaan masyarakat," kata Ajat.

Selain itu melalui konferensi ini, pihaknya berharap dapat membangun jejaring internasional melalui kemitraan dengan lembaga dari luar negeri, baik lembaga pemerintah maupun non-pemerintah untuk mendukung pengembangan riset dan inovasi pembangunan di daerah.

"Dalam rangka mewujudkan Bring Bogor To The World and Bring The World To Bogor, pada tahun 2026 Kabupaten Bogor akan menjadi tuan rumah gelaran konferensi ISOCARP yang diikuti oleh 85 negara dari Asia-Pasific," sebut Ajat.

International Society of City and Regional Planners (ISOCARP) merupakan organisasi internasional Asosiasi Sukarela Serikat orang-orang yang bekerja di bidang perencanaan kota.

Organisasi ini berdiri pada tahun 1965 dengan memiliki anggota dari lebih dari 80 negara. ISOCARP secara resmi diakui oleh Persatuan Bangsa-Bangsa dan Dewan Eropa. Organisasi ini bekerja dengan UNESCO dan tidak berada di bawah kendali pemerintah manapun.

Delegasi dari Indonesia diwakili juga dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Bogor Serta IAP.

Kegiatan konferensi ini memiliki tema ”Planning New and Regenerative Cities”. Tema ini diangkat karena pada era digitalisasi dengan ekonomi sirkuler seperti saat ini, kebutuhan terhadap penyediaan kota sebagai tempat hidup dengan lingkungan yang manusiawi dan isu lingkungan yang berkelanjutan terus meningkat.

Merupakan suatu peluang dan tuntutan bagi perencana kota dan regional untuk dapat melakukan pendekatan yang lebih kuat terhadap kota melalui penyediaan permukiman baru ataupun melalui strategi pembangunan kembali.

Dalam konferensi ini, delegasi dari berbagai negara menyampaikan tantangan dan peluang perencanaan kota-kota baru yang berkelanjutan, antara lain melalui rekayasa kawasan metropolitan dan kota menuju keberlanjutan, bangunan dan transportasi yang berkelanjutan, desain perkotaan berkelanjutan dan strategi dekarbonisasi serta inovasi untuk adaptasi lingkungan perkotaan yang tahan iklim. [Antara].

Load More