Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Senin, 12 Mei 2025 | 21:33 WIB
Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim [Suarabogor/HO/Pemkot]

SuaraBogor.id - Sebanyak 200 siswa lebih di Kota Bogor, Jawa Barat mengalami keracunan massal diduga akibat Makan Bergizi Gratis (MBG).

Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim meminta agar SOP makanan di sekolah diperketat kembali.

Dedie sapaan akrabnya menyampaikan, hasil pemeriksaan Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) terkait insiden dugaan keracunan massal yang menimpa ratusan siswa.

Pemeriksaan dilakukan terhadap sisa makanan yang diduga menjadi penyebab kejadian tersebut.

Baca Juga: MBG di Bogor Diduga Mengandung E. Coli dan Salmonella, Lebih dari 200 Siswa Terdampak

“Hasil pemeriksaan selama empat hari terakhir terhadap sampel makanan berupa nasi, telur ceplok, tahu, tumis toge, dan beberapa bahan lainnya menunjukkan adanya kandungan bakteri E. coli dan Salmonella,” kata Dedie A Rachim, Senin 12 Mei 2025.

Menurutnya, dua jenis makanan yang dikonsumsi siswa mengandung bakteri tersebut, yang diduga menyebabkan lebih dari 200 siswa mengalami gejala keracunan.

Dedie menambahkan bahwa pemeriksaan lanjutan terhadap sampel air dan kondisi kesehatan para siswa masih berlangsung.
Hasilnya belum bisa diumumkan karena masih dalam tahap analisis lebih mendalam.

Menanggapi insiden tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menegaskan bahwa kejadian serupa tidak boleh terulang.

Dedie meminta agar standar operasional prosedur (SOP) penyajian makanan diperketat dan pengawasan ditingkatkan.

Baca Juga: Info Untuk Wisatawan: One Way ke Bogor di Puncak Pass Lebih Awal

“Kami minta SOP diperketat dan pengawasan ditingkatkan. Ini bukan hal sepele. Ini sangat serius dan harus menjadi perhatian bersama. Pemkot Bogor bertanggung jawab penuh, terutama dalam penanganan medisnya,” tegasnya.

Sebagai langkah cepat, Pemkot Bogor menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) guna memastikan seluruh biaya penanganan medis di rumah sakit dapat ditanggung oleh APBD Kota Bogor.

“Intinya, ini adalah tanggung jawab kita bersama. Harus ada perbaikan ke depan agar kejadian serupa tidak terulang,” ujar Dedie.

Ia juga menginformasikan bahwa meskipun masih ada siswa yang dirawat, jumlahnya terus menurun seiring dengan membaiknya kondisi mereka.

Diberitakan sebelumnya, Puluhan siswa di Kota Bogor, Jawa Barat mengalami keracunan masal akibat memakan hidangan program makan bergizi gratis (MBG), Rabu 7 Mei 2025.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor menerima informasi bahwa keracunan MBG itu terjadi pada Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Bosowa Bina Insani, Sukadamai, Tanah Sareal, Kota Bogor.

Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim meminta Kepala Dinas Kesehatan untuk segera mengecek sample sisa makanan yang diduga jadi penyebab Puluhan siswa keracunan.

Dedie khawatir keracunan itu juga terjadi akibat dari kebersihan nampan makan yang disediakan penyedia MBG. Sehingga ia meminta SPPG untuk memastikan makanan yang disalurkan ke siswa dalam keadaan aman, sehat dan higenis.

“Saya menekankan agar proses persiapan bahan dan pengolahan dilaksanakan secara aman, bersih, dan higienis,” ujar kata dia.

Selain itu, Dedie Rachim juga menegaskan agar Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bina Insani lebih waspada dan berhati-hati serta menjaga kualitas sajian makanan bagi para siswa.

Dari informasi yang dihimpun, SPPG Bina Insani mengelola 13 sekolah dengan total 2.977 porsi makanan. Berdasarkan data yang diterima, jumlah korban mencapai 36 orang dengan keluhan beragam, mulai dari mencret, pusing, muntah, demam, hingga sakit perut.

Saat ini, mereka yang terindikasi keracunan telah mendapatkan perawatan. Adapun yang dirawat inap sebanyak 5 orang, rawat jalan 7 orang, dan keluhan ringan 24 orang.

Adapun rincian pasien rawat inap adalah 2 siswa dan 3 guru dari TK Bina Insani. Sementara pasien rawat jalan terdiri dari 2 siswa dan 5 guru TK Bina Insani.

Sedangkan yang mengalami keluhan ringan berjumlah 24 orang, terdiri dari 5 murid SMP Bina Insani, 18 guru SMP Bina Insani, dan 1 office boy SMP Bina Insani.

Sebagai informasi, keracunan MBG tidak hanya terjadi di Kota Bogor, tapi juga pernah terjadi di beberapa wilayah yang mengakibatkan sejumlah siswa sampai dirawat.

Load More