SuaraBogor.id - Sebuah pencapaian luar biasa ditorehkan oleh para ilmuwan dan pegiat lingkungan Indonesia di kancah internasional. Dalam ajang bergengsi Quarry Life Award (QLA) tingkat global, Indonesia secara fenomenal berhasil menyumbang 42,4 persen dari total proposal yang masuk.
Angka ini tidak hanya menunjukkan kuantitas, tetapi juga kualitas dan daya saing talenta tanah air dalam menciptakan solusi untuk masa depan yang lebih hijau.
Puncak apresiasi bagi para inovator terbaik nasional ini dirayakan dalam Quarry Life Award (QLA) Awarding Ceremony 2025, yang digelar meriah oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. di Hotel Harris, Cibinong City Mall, pada 12 Juli 2025.
Acara ini menjadi bukti nyata bahwa industri tambang bisa berjalan beriringan dengan pelestarian alam.
Diselenggarakan sebagai bagian dari perayaan HUT ke-50 Indocement, QLA bukan sekadar kompetisi dengan hadiah menggiurkan.
Direktur Utama Indocement, Christian Kartawijaya, dalam sambutannya menegaskan bahwa acara ini adalah wujud komitmen nyata perusahaan untuk berkontribusi pada masa depan yang berpihak pada alam.
“Hari ini, kita berkumpul bukan hanya untuk merayakan sebuah kegiatan penghargaan, namun untuk menegaskan komitmen bersama, membantu mewujudkan masa depan yang berpihak pada alam. Masa depan yang nature positive bukan sekadar impian, melainkan tujuan yang bisa kita capai melalui langkah nyata, mengurangi jejak karbon, melindungi keanekaragaman hayati, dan membangun kesadaran lingkungan di setiap lapisan masyarakat," ujar Christian.
Sebanyak 53 proposal inovatif diseleksi secara ketat oleh dewan juri yang terdiri dari para pakar terkemuka, seperti Prof. Dr. Ir. Ani Mardiastuti, M.Sc. (IPB) dan Prof. Sudharto P. Hadi, MES., Ph.D. (Undip).
Para finalis kemudian diberi kesempatan melakukan penelitian selama lima bulan di area tambang Indocement Citeureup dan Cirebon.
Berikut adalah para juara dengan inovasi mereka yang mengagumkan:
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Huawei Garansi Resmi Indonesia
Kategori Research Stream (Riset Ilmiah):
Juara 1:
Prof. Ign. Pramana Yuda, dengan riset canggih mendeteksi keberadaan burung langka hanya melalui rekaman suara (Passive Acoustic Monitoring).
Juara 2:
Dr. Nisa Rachmania Mubarik, M.Si., yang menemukan cara memanfaatkan mikroorganisme sebagai aktivator untuk mempercepat penguraian sisa tanaman di area tambang.
Juara 3:
Berita Terkait
-
Mengenal Apa Itu Huawei Garansi Resmi Indonesia
-
Next Firman Utina? Playmaker Keturunan Bogor dari Akademi PSV, Siap Jadi Otak Serangan Timnas
-
Transformasi Digital dan Fundamental Kokoh, BRI Catatkan Laba Rp26,53 Triliun
-
Tingkatkan Kapasitas UMKM, BRI Selenggarakan Pelatihan Ekspor ke Pasar Global
-
Kuliner Kurma Naik Kelas, Omzet Melonjak Lewat Dukungan Rumah BUMN BRI
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Razia Pajak 3 Hari di Simpang Sentul Bogor: Siapa Belum Bayar Kena Cekal!
-
Bikin Penasaran! Abdul Khoir Punya Rencana Ini Untuk Susukan Bojonggede
-
Jalur 4 Stasiun Depok Lumpuh Sempat Kacaukan KRL, Sekarang Rute Bogor-Jakarta Normal Lagi
-
Rahasia Mendapatkan Ratusan Ribu dari 5 Link DANA Kaget, Cepat Sebelum Kehabisan Kuota!
-
Lunasi Pajak Kendaraan atau Surat Tilang Menanti, Inilah Fokus Operasi Zebra di Simpang Sentul