Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Rabu, 14 Mei 2025 | 07:53 WIB
Salah satu korban keracunan MBG di Bogor [Suarabogor/HO/Pemkot Bogor]

Saat ini, lanjut Dedie Rachim, kondisi pasien berangsur membaik karena sudah ditangani secara medis.

Meski demikian, Pemkot Bogor juga melakukan pemetaan sekolah-sekolah untuk memastikan apakah masih ada laporan yang masuk, terutama terkait pasien yang menjalani rawat inap.

"Namun sejauh ini jumlahnya semakin menurun," ucapnya.

Kepala BGN, Dadan Hindayana, menyampaikan bahwa dampak yang dialami siswa dalam kejadian ini tergolong lambat, berbeda dengan daerah lainnya.

Baca Juga: Semua RSUD di Kabupaten Bogor Bakal Ganti Nama

Melihat kejadian ini secara umum, BGN perlu meningkatkan standar-standar operasional prosedur, dimulai dari pemilihan bahan baku, proses memasak yang tidak terlalu lama, serta proses distribusi yang tidak terlalu jauh dari lokasi SPPG.

Namun, SPPG ini, lanjut Dadan, merupakan salah satu percontohan yang dikerjakan oleh chef profesional yang sudah terbiasa melayani makanan untuk anak-anak di sekolah tersebut.

"Jadi fasilitas yang ada menurut kami sudah sesuai standar BGN. Bangunannya bagus, higienis, dan bersih," ujarnya.

Ke depan, dalam standar operasional ini, pihaknya juga akan meningkatkan uji organoleptik, yakni metode penilaian kualitas suatu produk, bahan, atau komoditas yang menggunakan pancaindra manusia (mata, hidung, mulut, dan tangan).

Tak hanya itu, BGN juga akan melakukan penyegaran setiap tiga bulan sekali di setiap SPPG, serta menggelar pelatihan rutin terkait peningkatan kualitas makanan, pemilihan bahan baku, dan lain sebagainya.

Baca Juga: Korban Keracunan MBG di Bogor Bertambah, 213 Orang Dirawat

"Kami juga bekerja sama dengan BPOM, Dinkes, dan para profesional yang terlibat dalam tata boga food and beverage. Jadi itu langkah-langkah yang akan kami lakukan kepada para SPPG, dan kami meminta mereka untuk meningkatkan lagi kewaspadaan," ujarnya.

Load More