Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Selasa, 10 Juni 2025 | 11:10 WIB
Ustadz Adi Hidayat saat memberikan dakwah. [Screen Capture YouTube Audio Dakwah]

SuaraBogor.id - Tidak semua orang tahu bahwa penetapan Tahun Hijriah tidak dilakukan di masa hidup Nabi Muhammad SAW. Justru, sistem kalender Islam baru ditetapkan pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab RA.

Dalam salah satu kajian singkatnya, Ustadz Adi Hidayat (UAH) mengulas secara runut bagaimana peristiwa ini terjadi dan nilai-nilai besar yang terkandung di dalamnya.

Dikutip dari Kanal YouTube Audio Dakwah, berikut ini adalah 7 fakta penting yang bisa kita pelajari.

1. Berawal dari Sebuah Surat yang Membingungkan

Baca Juga: Skandal di Disdik Bogor, Dua ASN Diduga Terlibat Perselingkuhan dan KDRT

Kebutuhan penetapan kalender muncul ketika seorang utusan datang kepada Umar bin Khattab, membawa surat yang bertanggal "bulan Sya’ban".

Namun, surat itu tidak mencantumkan tahun. Ini membingungkan, karena tidak jelas apakah maksudnya bulan Sya’ban yang sedang berlangsung, yang akan datang, atau bahkan yang sudah lewat.

"Kami khawatir surat itu sampai kepada kami, Sha’bannya sudah lewat. Dulu kan tidak ada pos seperti sekarang, tidak ada JNE dan sebagainya..." jelas UAH dalam kajiannya.

Ustadz Adi menekankan bahwa pada masa itu tidak ada jasa pos seperti sekarang. Maka wajar bila pengiriman surat sering mengalami keterlambatan.

2. Umar Bin Khattab Mengumpulkan Musyawarah

Baca Juga: Bosannya Macet Puncak Bogor? Wisata Alam Pamijahan Beri Solusi Long Weekend Asyik

Menanggapi permasalahan ini, Umar bin Khattab yang dikenal sebagai pemimpin visioner segera mengumpulkan para sahabat utama untuk bermusyawarah.

Menurut Ustadz Adi, Umar adalah sosok yang diakui kejeniusannya, bahkan oleh para pemikir non-Muslim. Ia menyebut bahwa seorang intelektual Mesir, Thaha Hussein, menulis buku Abqariyat Umar sebagai bentuk pengakuan atas kecerdasan beliau.

3. Usulan Awal: Berdasarkan Kelahiran Nabi

Dalam diskusi tersebut, muncul usulan agar kalender Islam dimulai dari tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW, mengikuti pola kalender Masehi. Namun usulan ini ditolak karena dikhawatirkan akan menyebabkan pengkultusan terhadap Nabi.

Ustadz Adi menyebut bahwa sahabat sangat berhati-hati agar tidak terjadi penyimpangan seperti yang menimpa umat terdahulu terhadap Nabi Isa AS.

4. Usulan Kedua: Berdasarkan Wafatnya Nabi

Load More