Usulan lain mengemuka: menjadikan tahun wafat Nabi sebagai permulaan kalender. Tapi ini pun ditolak karena berpotensi mengingatkan umat pada kesedihan tahunan.
Ustadz Adi memberi perumpamaan sederhana, bahwa memperingati tahun berdasarkan wafatnya orang yang dicintai akan melahirkan duka setiap tahunnya, bukan semangat.
5. Solusi Akhir: Momentum Hijrah sebagai Awal Tahun
Akhirnya, muncul usulan yang kemudian disepakati bersama, yaitu menjadikan peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah sebagai titik awal penanggalan Islam.
Menurut Ustadz Adi, inilah titik transformasi penting dalam sejarah Islam, saat perjuangan Islam menemukan bentuk baru yang lebih matang.
Beliau menjelaskan bahwa hijrah bukan hanya perpindahan fisik, tapi juga awal lahirnya masyarakat Islam yang ideal. Di Madinah, Nabi mempersatukan kaum Muhajirin dan Anshar, serta membangun masjid sebagai pusat peradaban.
6. Hijrah sebagai Simbol Persatuan dan Perubahan
Hijrah juga menjadi lambang ukhuwah Islamiyah. Nabi SAW mempersaudarakan kaum yang sebelumnya terpecah belah. Ustadz Adi menekankan, Islam sejati adalah agama yang menyatukan, bukan memecah-belah. Ia berkata, “Hakikat Islam yang benar menyatukan, bukan memecah. Menghadirkan cinta, bukan luka.”
Pesan ini sangat relevan dalam konteks sosial hari ini, di mana perbedaan sering kali dijadikan alasan untuk saling menjauh
Baca Juga: Skandal di Disdik Bogor, Dua ASN Diduga Terlibat Perselingkuhan dan KDRT
7. Kalender Hijriah: Bukan Sekadar Penanggalan
Yang menarik, kalender Hijriah tidak hanya soal urutan bulan, tetapi mengandung nilai perjuangan. Tidak seperti kalender Masehi yang dimulai dari kelahiran seorang tokoh, kalender Islam justru dimulai dari peristiwa penting yang menandai pergerakan sosial dan spiritual umat.
Ustadz Adi menyebutnya sebagai “kalender nilai”. Karena hijrah adalah panggilan untuk berpindah dari keburukan menuju kebaikan, dari ketidakpastian menuju arah yang lebih jelas.
Sejarah penetapan Tahun Hijriah adalah contoh teladan bagaimana Islam merespons persoalan praktis dengan hikmah, musyawarah, dan nilai-nilai perjuangan. Dari kebingungan soal surat, lahirlah sistem penanggalan yang kini digunakan oleh jutaan Muslim di seluruh dunia.
Sebagaimana Ustadz Adi simpulkan, “Hijrah adalah panggilan untuk berubah dan memperbaiki diri. Bukan hanya pindah tempat, tapi pindah dari gelap menuju cahaya.” tutupnya.
Kontributor : Dinar Oktarini
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Kades Cikuda Parungpanjang Ditahan Polres Bogor, DPMD Gelar Rapat Darurat Bahas Nasib Jabatan!
-
Tak Hanya Olahraga, CFD Tegar Beriman Siap Jadi Pendorong Roda Ekonomi Baru Cibinong
-
Awas! Akses Jalan di Bendung Katulampa Ditutup Parsial, Ada Perawatan Krusial Antisipasi Banjir
-
Mengapa Warga Rela Pindah dari Depok ke Cibinong Saat CFD? Ternyata Ini 'Racun' Jalan Tegar Beriman
-
Kantor Desa Digembok Warga! Protes Keras Janji Palsu Kepala Desa Bojong Kulur