SuaraBogor.id - Polres Cianjur, Jawa Barat, tengah menyelidiki penyebab pasti kecelakaan tunggal yang merenggut tiga nyawa dan menyebabkan satu orang luka berat di Jalan Raya Sindangbarang–Naringgul, pada Minggu (22/6).
Kapolsek Sindangbarang, AKP Dadanf Rustandi, mengatakan bahwa berdasarkan dugaan sementara, kecelakaan tersebut melibatkan satu keluarga Kepala Desa Mekarsari, Kecamatan Agrabinta, dan diduga disebabkan oleh pengemudi yang mengantuk saat berkendara.
“Tiga korban meninggal dunia masing-masing atas nama Teguh Peryata (Kepala Desa Mekarsari), istrinya Lia Patmawati, dan anak mereka Ziozian Perdita. Sementara satu korban lainnya, Alsip Wijaya, mengalami luka berat dan telah dilarikan ke RSUD Cianjur,” ujar AKP Dadanf kepada wartawan, dilansir dari Antara, Senin 23 Juni 2025.
Insiden tragis ini terjadi ketika kendaraan jenis Toyota Rush berwarna putih dengan nomor polisi F 1577 WZ, yang dikemudikan oleh Lia Patmawati, melaju dari arah Sindangbarang menuju Agrabinta.
Saat melintas di wilayah Desa Jatisari, Kecamatan Sindangbarang, kendaraan diduga hilang kendali dan menabrak pohon di pinggir jalan.
Pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan penyebab kecelakaan, termasuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan pemeriksaan saksi.
Mobil yang hilang kendali berhenti setelah menghantam pohon besar di pinggir jalan, akibatnya Lia dan Teguh meninggal di tempat, sedangkan anaknya Ziozian (3) meninggal setelah sempat mendapat pertolongan medis di puskesmas setempat.
"Untuk korban luka setelah sempat mendapat pertolongan medis di puskesmas setempat langsung dirujuk ke RSUD Cianjur karena harus mendapat pertolongan medis serius, sedangkan korban meninggal sudah dibawa pihak keluarga untuk dimakamkan," katanya.
Untuk memastikan penyebab meninggalnya tiga orang dalam kecelakaan tunggal, pihaknya bersama Polres Cianjur mendalami kasusnya dengan melakukan olah Tempat Kejadian Perkara, meminta keterangan saksi-saksi dan mengamankan barang bukti.
Baca Juga: Kecelakaan Maut di Puncak Bogor, Pengendara Motor Wanita Tutup Usia di Lokasi
"Selanjutnya kasus laka tunggal yang menimpa Kepala Desa Mekarsari, dilimpahkan ke Unit Gakum Satlantas Polres Cianjur," katanya.
Pihaknya mengimbau bagi warga terutama pengendara yang melakukan perjalanan jauh, lebih meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatian serta mematuhi aturan lalulintas, tidak memaksakan diri saat tubuh mulai lelah lebih baik istirahat.
Kabupaten Cianjur
Kabupaten Cianjur adalah sebuah wilayah kabupaten yang terletak di bagian barat dan selatan provinsi Jawa Barat, Indonesia.
Ibu kotanya berada di kecamatan Cianjur. Kabupaten Cianjur merupakan kabupaten terluas kedua di Pulau Jawa setelah Kabupaten Sukabumi.
Wilayah barat laut Kabupaten ini meliputi, Kecamatan Cipanas, Pacet, Sukaresmi dan Cugenang yang merupakan bagian dari kawasan Metropolitan Jabodetabekjur atau Jabodetabekpunjur, yang disahkan dalam Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2008 Diarsipkan 2017-08-28 di Wayback Machine.
Kabupaten Cianjur berbatasan dengan Kabupaten Bogor, dan Kabupaten Purwakarta di sebelah Utara, kemudian Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Garut di sebelah Timur, dan Samudra Hindia di sebelah Selatan, serta Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor di sebelah Barat.
Sebagian besar wilayah Cianjur adalah pegunungan, kecuali di sebagian pantai selatan berupa dataran rendah yang sempit. Lahan-lahan pertanian tanaman pangan dan hortikultura, peternakan, perikanan, perkebunan dan kehutanan merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat.
Keadaan itu ditunjang dengan banyaknya sungai besar dan kecil yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber daya pengairan tanaman pertanian. Sungai terpanjang di Cianjur adalah Sungai Cibuni, yang bermuara di Samudra Hindia.
Dari luas wilayah Kabupaten Cianjur 350.148 hektar, pemanfaatannya meliputi 83.034 Ha (23,71 %) berupa hutan produktif dan konservasi, 58,101 Ha (16,59 %) berupa tanah pertanian lahan basah, 97.227 Ha (27,76 %) berupa lahan pertanian kering dan tegalan, 57.735 Ha (16,49 %) berupa tanah perkebunan, 3.500 Ha (0,10 %) berupa tanah dan penggembalaan / pekarangan, 1.239 Ha (0,035 %) berupa tambak / kolam, 25.261 Ha (7,20 %) berupa pemukiman / pekarangan dan 22.483 Ha (6.42 %) berupa penggunaan lain-lain.
Berita Terkait
-
Kecelakaan Maut di Puncak Bogor, Pengendara Motor Wanita Tutup Usia di Lokasi
-
Pergeseran Tanah di Cianjur Ancam Ratusan Rumah, Warga Terpaksa Mengungsi
-
Gempa M 2.5 Guncang Cianjur, BPBD Umumkan Kondisi Terkini
-
Detik-Detik Mencekam Kecelakaan Beruntun di Gekbrong: 2 Tewas, 8 Luka-luka
-
COVID-19 Kembali Terdeteksi di Cianjur, KBB, Bogor dan Indramayu
Terpopuler
- Kata-kata Miliano Jonathans Tolak Timnas Indonesia
- Mpok Alpa Siapanya Raffi Ahmad? Selalu Dibela Sampai Akhir Hayat
- Innalillahi, Komedian Mpok Alpa Meninggal Dunia
- Dulu Dihujat karena Biaya Persalinan Dibantu Raffi Ahmad, Rupanya Mpok Alpa Punya Cerita Memilukan
- Kapan Kenaikan Gaji PNS 2025? Ini Skema, Jadwal, dan Fakta Resminya
Pilihan
-
Debit Manis Shayne Pattynama, Buriram United Menang di Kandang Lamphun Warrior
-
PSIM Yogyakarta Nyaris Kalah, Jean-Paul van Gastel Ungkap Boroknya
-
Cerita Awal Alexander Isak, Zlatan Baru yang Terasingkan di Newcastle United
-
Di Balik Gemerlap Kemerdekaan: Veteran Ini Ungkap Realita Pahit Kehidupan Pejuang yang Terlupakan
-
Daftar 5 HP Android Punya Kamera Setara iPhone, Harga Jauh Lebih Murah
Terkini
-
Bupati Bogor Rombak Kabinet: 4 Fakta Penting di Balik 7 Kursi Panas yang Masih Kosong
-
Gebrakan Bupati Bogor di Bulan Agustus: 7 Pejabat Digeser, Tapi...
-
Gerbong Bergerak di Bogor: Bupati Rudy Susmanto Rombak Kabinet, 7 Pejabat Eselon II Digeser
-
Kado Ultah ke-40 Bupati Bogor: 25.000 Pohon Ditanam ASN
-
'Hujan Semen' Kembali Guyur Warga Citeureup, Ini Penjelasan Indocement dan Pemda Bogor