SuaraBogor.id - Malam 1 Suro: Jeda Sakral di Tengah Pusaran Waktu
Ketika sebagian besar dunia merayakan pergantian tahun dengan kembang api dan pesta meriah, ada satu malam di Nusantara yang justru disambut dengan keheningan, kontemplasi, dan laku prihatin.
Itulah Malam 1 Suro, penanda Tahun Baru dalam kalender Jawa, sebuah momen yang sarat akan makna spiritual, tradisi luhur, dan selubung mitos yang menyertainya.
Malam 1 Suro bukanlah sekadar pergantian tanggal, melainkan sebuah gerbang waktu yang diyakini memiliki energi spiritual yang kuat.
Ini adalah saat di mana manusia Jawa diajak untuk berhenti sejenak, menengok ke dalam diri, dan menyelaraskan kembali hubungannya dengan alam semesta dan Sang Pencipta.
Asal-Usul: Sinkretisme Budaya yang Cerdas
Untuk memahami Suro, kita perlu kembali ke abad ke-17, pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyakrakusuma dari Kerajaan Mataram Islam.
Pada masa itu, masyarakat Jawa terbagi antara yang menggunakan kalender Saka (berbasis matahari, warisan Hindu-Buddha) dan yang mulai menganut kalender Hijriyah (berbasis bulan, dibawa oleh Islam).
Demi menyatukan rakyatnya, Sultan Agung menciptakan sebuah sistem kalender baru yang unik.
Baca Juga: Minum Susu pada 1 Muharram, Apa Makna Spiritualnya?
Ia tetap menggunakan perhitungan tahun Saka, namun sistem penanggalannya disesuaikan dengan kalender Hijriyah yang dimulai dari bulan Muharram.
Bulan pertama dalam kalender Hijriyah, Muharram, oleh lidah Jawa dilafalkan menjadi Suro. Maka, lahirlah Kalender Jawa Islam yang monumental itu.
Dengan demikian, 1 Suro sejatinya adalah 1 Muharram. Namun, perayaannya tidak meniru tradisi Islam dari Timur Tengah, melainkan diisi dengan kearifan lokal Jawa yang sudah mengakar kuat.
Inilah wujud sinkretisme budaya yang brilian. Menyatukan keyakinan baru (Islam) dengan tradisi lama (Jawa-Hindu-Buddha) tanpa menghilangkan esensi keduanya.
Makna Inti: Introspeksi dan Mawas Diri
Berbeda dengan perayaan tahun baru Masehi yang penuh euforia, Malam 1 Suro adalah waktu untuk mawas diri (introspeksi) dan lelaku prihatin (menahan hawa nafsu).
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Peringatan Hari Pahlawan Nasional, Adityawarman Adil Ajak Pemuda Kota Bogor Ikuti Jejak Pahlawan
-
Tegang di Polsek Jonggol! Pemilik Mobil BBM Rebut Kunci dari Tangan Oknum Wartawan
-
Indra Sjafri Ungkap 'Penyakit' Turunan Garuda Muda
-
9 Ribu Pegawai Paruh Waktu di Bogor Diberi Peringatan Keras: Jangan Gadai SK
-
Debut Kapten Timnas U-22 Ivar Jenner: Indonesia Dipermalukan Mali 0-3 di Stadion Pakansari