Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Kamis, 26 Juni 2025 | 15:55 WIB
Malam 1 Suro, penanda Tahun Baru dalam kalender Jawa, sebuah momen yang sarat akan makna spiritual, tradisi luhur, dan selubung mitos yang menyertainya [Suara.com]

- Larung Sesaji

Di beberapa daerah pesisir, seperti Pantai Parangkusumo di Yogyakarta, diadakan ritual Larung Sesaji.

Masyarakat melarung atau menghanyutkan aneka hasil bumi dan persembahan lainnya ke laut.

Ritual ini merupakan wujud rasa syukur kepada Tuhan atas hasil bumi dan laut yang melimpah, sekaligus permohonan agar dijauhkan dari marabahaya selama setahun ke depan.

Baca Juga: Minum Susu pada 1 Muharram, Apa Makna Spiritualnya?

- Tirakat dan Melekan

Bagi masyarakat umum, Malam 1 Suro sering diisi dengan laku tirakat (upaya spiritual).

Bentuknya bisa bermacam-macam, mulai dari tidak tidur semalaman (melekan), berpuasa, hingga berziarah ke tempat-tempat yang dianggap keramat untuk berdoa dan bersemedi.

Mitos dan Larangan di Balik Kesakralan

Atmosfer sakral Malam 1 Suro juga melahirkan berbagai mitos dan pantangan yang dipercaya oleh sebagian masyarakat, antara lain:

Baca Juga: 30 Ucapan Selamat Tahun Baru Islam 1447 H Penuh Makna dan Doa Harapan

- Larangan bepergian jauh, terutama ke tempat-tempat angker.

- Larangan menggelar hajatan, seperti pernikahan atau pindah rumah.

- Larangan berbicara kotor atau berbuat onar.

Secara filosofis, larangan-larangan ini sebenarnya bertujuan untuk menjaga kekhusyukan.

Menggelar pesta atau bepergian akan memecah konsentrasi dari tujuan utama, yaitu introspeksi.

Namun, seiring waktu, makna ini sering kali bergeser menjadi kepercayaan bahwa melanggar pantangan akan mendatangkan kesialan atau malapetaka.

Load More