Andi Ahmad S
Minggu, 05 Oktober 2025 | 08:56 WIB
Ilustrasi Suasana arus lalu lintas di Gerbang Tol. [Jasa Marga]
Baca 10 detik
  • Tol Bogor–Serpong via Parung: Perkuat FDI, bawa teknologi baru, dan tingkatkan kepercayaan global.

  • Bagian JORR III, tol sepanjang 32,03 km ini buka akses baru, atasi macet Jabodetabek.

  • Investasi tol Rp12,351 T dibiayai swasta, jadi magnet investasi jangka panjang solid.

SuaraBogor.id - Jaringan Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) III semakin diperkuat dengan kehadiran ruas Bogor–Serpong via Parung, yang digadang-gadang sebagai urat nadi konektivitas strategis yang mampu menarik arus investasi asing langsung (FDI) dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo, menegaskan bahwa pembangunan ruas tol ini bukan sekadar menambah infrastruktur fisik, melainkan menguatkan fondasi ekonomi nasional.

"Ruas Bogor–Serpong via Parung semakin memperkuat FDI. Kehadiran FDI bukan hanya menambah modal, melainkan juga membawa teknologi baru, tata kelola modern, dan menegaskan kepercayaan global terhadap masa depan Indonesia,” ujarnya Dody Hanggodo dilansir dari Antara.

Pernyataan ini menyoroti peran vital jalan tol dalam konteks ekonomi makro, di mana infrastruktur menjadi magnet bagi kepercayaan investor global.

Jalan Tol Bogor–Serpong via Parung merupakan bagian integral dari rencana besar jaringan JORR III, yang dirancang untuk mengurai kemacetan dan membuka akses baru di wilayah Jabodetabek.

Ruas sepanjang 32,03 kilometer ini memiliki konektivitas strategis yang akan terhubung dengan sejumlah jalan tol penting lainnya, di antaranya Jalan Tol Serpong–Balaraja (Sebaraja), Bogor Outer Ring Road (BORR), Depok–Antasari (Desari), serta Sentul Selatan–Karawang Barat.

“Konektivitas yang dihadirkan turut memperkuat fondasi ekonomi nasional,” tambah Dody.

Jaringan yang terintegrasi ini diharapkan mempercepat distribusi pangan, memudahkan akses air bersih, mendukung pasokan energi, menurunkan biaya logistik, hingga mempercepat arus barang antarkawasan.

Dampaknya multifaset tidak hanya memperlancar mobilitas dan mengurangi beban jalan arteri, tetapi juga secara signifikan memperpendek waktu tempuh dan menumbuhkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di kawasan Jabodetabek. Ini berarti peluang baru bagi bisnis, industri, dan masyarakat lokal.

Baca Juga: Guncangan M 2,3 di Bogor Pagi Kemarin, Ini Penjelasan BMKG tentang Kekuatan Sebenarnya

Yang menarik, proyek ini menunjukkan kepercayaan investor yang kuat terhadap arah kebijakan pemerintah. Seluruh biaya pembangunannya, dengan nilai investasi sebesar Rp12,351 triliun dan masa konsesi 40 tahun.

"Ditanggung oleh badan usaha, tanpa membebani APBN," kata Dody.

Tingkat pengembalian investasi (Financial Internal Rate of Return/FIRR) yang diperkirakan mencapai 12,16 persen menjadi indikator daya tarik proyek tol ini sebagai instrumen investasi jangka panjang yang solid.

Kehadiran Tol Bogor–Serpong via Parung juga menjadi bagian dari strategi besar Kementerian PU dalam visi transformasi Tri Asa melalui PU608, yang menargetkan pertumbuhan ekonomi 8 persen yang inklusif dan berkelanjutan, pengentasan kemiskinan menuju 0 persen, serta Rasio Modal-Output Inkremental (ICOR) kurang dari 6.

Ini menegaskan bahwa infrastruktur jalan tol bukan hanya fasilitas transportasi, melainkan elemen kunci dalam mencapai tujuan ekonomi makro yang ambisius.

Dengan demikian, ruas tol ini bukan sekadar jalan biasa, melainkan simpul vital yang menggerakkan roda perekonomian dan pembangunan Indonesia ke depan.

Load More