SuaraBogor.id - Sangat penting untuk memahami berbagai mutasi virus corona atau varian genom yang kini menjadi ancaman paling mematikan di seluruh dunia, ketika penularan COVID-19 yang makin tidak terkendali di Indonesia.
Pengetahuan yang baik atas mutasi genom ini akan membantu kita dalam mencegah penularan virus di Indonesia.
Riset terbaru kelompok kerja genetik dan tim Universitas Gadjah Mada berhasil mengidentifikasi keseluruhan informasi genetik 19 sampel virus SARS-CoV-2 dari Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Dari jumlah itu 17 di antaranya mengandung mutasi D614G (golongan GH dan GR). Sedangkan satu virus lainnya termasuk yang sesuai dengan susunan genom virus SARS-CoV-2 dari Wuhan Cina (golongan L) dan satu golongan O.
Baca Juga:Lembaga Eijkman: Varian Baru Virus Corona Tak Pengaruhi Kinerja Vaksin
Mutasi virus merupakan perubahan sifat genetik atau struktur virus, yang terjadi saat virus berkembang biak di dalam sel tubuh inangnya.
Mutasi D614G mempunyai dampak yang serius: virus corona mutasi ini memiliki daya infeksi 10 kali lipat pada sel kultur, virus lebih bertahan di tubuh manusia, dan virus menyebar 20% lebih cepat antarmanusia.
Mutasi D614G juga berpengaruh terhadap jumlah virus corona yang lebih tinggi pada tubuh pasien COVID-19.
Perjalanan mutasi D614G di Indonesia
Secara umum, SARS-CoV-2 dibedakan menjadi 8 golongan (clade) berdasarkan jenis mutasinya: L, S, V, G, GH, GR, GV dan O.
Baca Juga:Ruam Kulit Dewi Persik Saat Covid-19 Akibat Varian Baru Virus Corona?
Golongan G, GH, GR, dan GV mengandung mutasi D614G.
Riset kami menunjukkan virus dengan mutasi D614G ini pertama kali dideteksi di Indonesia pada awal April 2020 di Surabaya, Jawa Timur. Virus jenis ini juga terdeteksi di Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jakarta, Banten, Sumatera Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Bali. Kami mengambil 110 sampel virus dari semua daerah tersebut.
Pada awal pandemik, berdasarkan database SARS-CoV-2 Internasional GISAID (Global Initiative on Sharing All Influenza Data), virus SARS-CoV-2 di Indonesia didominasi oleh golongan L tanpa mutasi D614G.
Menariknya sampai akhir November 2020, saat ada 110 genom virus SARS-CoV-2 dari Indonesia di database GISAID, virus SARS-CoV-2 dengan mutasi D614G sudah mendominasi. Ada 65 (59%) dari 110 virus dari Indonesia tersebut mengandung mutasi D614G.
Hal ini sejalan dengan data persebaran virus SARS-CoV-2 di dunia.
Pada awal pandemi, virus dengan mutasi D614G hanya dijumpai sekitar 10%, lalu sampai akhir Maret naik mencapai 67%.