Tegas, Satgas IDI Minta Sekolah Tatap Muka Ditunda

Rencana sekolah tatap muka diminta untuk ditunda akibat munculnya varian baru virus corona penyebab sakit Covid-19.

Risna Halidi | Dini Afrianti Efendi
Rabu, 30 Desember 2020 | 11:15 WIB
Tegas, Satgas IDI Minta Sekolah Tatap Muka Ditunda
Sebagai ilustrasi: Tegas, Satgas IDI Minta Sekolah Tatap Muka Ditunda (Suara.com/Anang Firmansyah)

SuaraBogor.id - Ketua Satuan Tugas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) atau Satgas Covid-19 IDI, menyarankan agar rencana pembukaan sekolah tatap muka ditunda.

Sebelumnya, pemerintah melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri telah memberikan lampu hijau pelaksanaan sekolah tatap muka pada 2021 mendatang.

Namun sepertinya, rencana tersebut terpaksa mengalami penundaan akibat munculnya varian baru virus corona penyebab sakit Covid-19 yang diduga dapat menyebar dan menginfeksi lebih cepat dari varian lama.

"Usul saya, sekolah tatap muka sebaiknya ditunda. Wajib," ujar Ketua Satgas Covid-19 IDI, Prof. Dr. Zubairi Djoerban, Sp. PD-KHOM melalui cuitan di media sosial Twitter, yang dikutip Suara.com, Sabtu (26/12/2020).

Baca Juga:Dokter Jerman Temukan Varian Baru Virus Corona sejak November

Ketua Satgas Covid-19 IDI Prof. Dr. Zubairi Djoerban, Sp. PD-KHOM (Twitter/ProfesorZubairi)
Ketua Satgas Covid-19 IDI Prof. Dr. Zubairi Djoerban, Sp. PD-KHOM (Twitter/ProfesorZubairi)

Varian baru virus corona yang masih dalam penelitian juga, disebut Prof. Zubairi, dapat memperparah kasus Covid-19 di Indonesia, mengingat penelitian di awal menunjukkan varian baru ini lebih cepat menular hingga 70 persen dari varian sebelumnya.

Apalagi kata Prof. Zubairi, pertambahan kasus positif per hari Indonesia masih sangat tinggi yakni di atas 20 persen, dengan rata-rata kasus harian 7.000 hingga 8.000 orang yang positif sehari.

"Apalagi dengan adanya varian baru korona dan angka positivity rate kita masih di atas 20 persen. Saya tahu ini enggak nyaman. Tapi ini untuk keselamatan jiwa anak-anak kita dan keluarganya," jelas Prof. Zubairi.

Pada cuitan sebelumnya, Prof Zubairi juga sempat memaparkan bagaimana risiko penularan Covid-19 lebih tinggi di sekolah, khususnya bagi anak-anak yang belum bisa secara sadar menerapkan protokol kesehatan 3M, menjaga jarak, mencuci tangan, dan memakai masker.

"Itu jadi pilihan akhir yang bisa dilakukan ketika kebijakan tersebut sudah terlanjur berjalan. Tapi kalau akhirnya ditunda, itu bagus banget. Dua jempol," sambung Prof. Zubairi.

Baca Juga:Awas! Satgas Covid-19 akan Patroli hingga ke Gang-gang Saat Tahun Baru

Sementara itu berdasarkan data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, kasus positif harian sejak 24 Desember hari pertama cuti Nataru diberlakukan, kasus berada di kisaran 7.199 kasus positif baru, 7.259 kasus baru hari Natal 25 Desember, 6.740 kasus (26 Desember), 6.528 kasus (27 Desember), 5.854 kasus (28 Desember), dan 7.903 kasus (29 Desember).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini

Tampilkan lebih banyak