SuaraBogor.id - Tukang panggul jenazah COVID-19 di Pemakaman Cikadut sakit hati ke Wali Kota Bandung Oded Muhammad Danial. Mang Oded menuding mereka melakukan pungli ke keluarga jenazah yang terpapar Covid-19.
Sehingga kini mereka menolak memanggul peti dari tempat parkir hingga liang kubur di Pemakaman Cikadut, Kota Bandung, Rabu (27/1/2021).
Jarak yang ditempuh sekitar 400 meter dari tempat parkir hingga liang kubur. Petugas jasa pikul jenazah di makam Cikadut merasa kecewa dengan Pemerintah Kota Bandung.
Koordinator Jasa Pikul Jenazah Covid-19 Pemakaman Cikadut Bandung, Fajar, mengatakan petugas jasa pikul merasa kecewa karena dianggap melalukan pungli.
Baca Juga:Ambulans Jenazah COVID-19 Nyasar Gara-gara Google Maps, Ini Kesaksian Warga
"Kita selalu dikatakan pungli, dikatakan pungli yang terlontar dari akunnya Mang Oded, ada juga kata-kata bahwa kita masih aja tega disaat-saat ada jenazah kita memanfaatkan, terus ada kata-kata kita itu berbisnis," ujarnya di Pemakaman Covid Cikadut.
Fajar menuturkan, pihaknya tidak pernah melakukan pungli terhadap proses pemakaman jenazah Covid-19.
"Kalau setahu saya yang namanya Pungli itu seperti meminta uang tanpa pekerjaan itu pungli, namun kita kan disini keluar keringat kita bekerja kita mengeluarkan jasa, si ahli waris memberi mungkin memberi dengan rasa ikhlas mungkin itu tidak bisa disebut pungli," katanya.
Menurutnya, aksi tersebut dilakukan lantaran ia dan rekan-rekan merasa kecewa dengan anggapan pungli tersebut.
"Iya sebenernya kita juga bukan tidak ada rasa kemanusiaan untuk menolong lagi gitu kan. Namun, kita juga memiliki perasaan lah karena banyaknya hujatan dari netizen, bahkan dari instansi pejabat sekalipun kata-katanya mungkin kurang pas buat kita, dan kita hentikan aktivitas memikul dan mengantarkan jenazah," ucapnya.
Baca Juga:Kasihan, Sopir Ambulans Covid-19 Depok Nyasar Gegara Ikuti Google Maps
Hingga siang tadi, total ada 3 jenazah Covid-19 yang dimakamkan di Pemakaman Cikadut. Namun, tidak ada satupun petugas yang memikul peti jenazah tersebut.
"Dari tadi pagi ada tiga jenazah yang dateng, kita biarkan begitu saja dan jenazah tersebut terabaikan. Alasan kita berhenti memikul karena kita sudah diabaikan selama 11 bulan tanpa ada perhatian dari pemerintah. Mungkin saatnya sekarang pemerintah memerhatikan kita disini, bahwa kita itu ada disini," jelas Fajar.
Fajar juga berharap agar Pemerintah Kota Bandung menjadikan petugas jasa pikul makam Covid-19 sebagai Pekerja Harian Lepas (PHL) secara permanen
"Kalau untuk itu, memang sudah ada informasi mau ada merekrut temen-temen kita, namun merekrut dimasa pandemi saja tidak permanen, padahal harapan kita maunya kita direkrut sebagai pekerja PHL permanen," ucapnya.
Aksi tersebut akan dilakukan hingga ada keputusan dari Pemerintah Kota Bandung terhadap petugas jasa pikul.
"Mungkin kita gelar sampai ada keputusan dari pemerintah kepada kita ya kejelasan. Kita sebenarnya sudah memaafkan, cuma alangkah baiknya, bila si pejabat tersebut meminta maaf kepada rekan-rekan kami yang sudah tersudutkan oleh di sosmed," kata Fajar.