SuaraBogor.id - Pemerintah Kota Bogor akan kembali memberlakukan ganjil genap, tujuannya yaitu untuk menekan mobilitas masyarakat terkait larangan Mudik Lebaran 2021.
Opsi untuk menerapkan kembali ganjil genap di Kota Bogor, apabila kasus penambahan Covid-19 terus meningkat.
Pada pekan ini, kasus penambahan Covid-19 di Kota Bogor tercatat ada peningkatan sebesar 20% jika dibandingkan pada pekan lalu.
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto yang juga Ketua Satgas Covid-19 Kota Bogor mengatakan, penerapan kembali ganjil-genap di Kota Bogor merupakan langkah untuk membatasi mobilitas warga.
Baca Juga:Ditanya Cita-cita, Anak Kru KRI Nanggala-402: Mau Jadi Angkatan Laut
“Ada euforia warga yang harus kembali dibatasi. Beberapa ini kita terus monitor, termasuk ganjil-genap. Bukan menutup kemungkinan ganjil-genap diberlakukan apabila beberapa hari ke depan (kasus Covid-19) naik,” kata Bima Arya, dilansir dari Ayobandung.com -jaringan Suara.com, Selasa (27/4/2021).
Lebih lanjut, Bima Arya mengatakan, penyebaran Covid-19 di Kota Bogor saat ini didominasi oleh klaster luar kota. Sedangkan, tingkat keterpaparan paling signifikan terjadi pada usia remaja dan lanjut usia.
"Kita harus sikapi sangat serius. Jangan sampai terjadi ledakan gelombang kedua, jadi Covid-19 di Kota Bogor angkanya naik, klaster luar kota dan keluarga jadi dominan, dan anak-anak muda dan lansia tingkat keterpaparanya naik," ujarnya.
Sementara itu, Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro menjelaskan, penerapan ganjil-genap nantinya akan diselaraskan dengan Crowd Free Road (CFR) yang selama ini dijalankan oleh Polresta Bogor Kota. Dimana, nantinya ganjil genap hanya akan diterapkan di ruas jalan tertentu, bukan di seluruh Kota Bogor.
“Misalnya Jalan Pajajaran, berarti dari Jambu Dua sampai dengan Sukasari itu tidak boleh, itu banjil-genap. Sehingga cara bertindak dalam CFR mungkin akan kita perkaya lagi termasuk salah satunya adalah ganjil genap,” tuturnya.
Baca Juga:Kasus COVID-19 Melonjak, Bima Arya Batasi Mobilitas Masyarakat Bogor
Selain itu, untuk memastikan mobilitas warga berhasil ditekan, Susatyo mengaku akan mengerahkan 15 ribu personel gabungan yang tergabung di Satgas Kewaspadaan Pemudik dan Pendatang. Dimana, petugas gabungan tersebut juga terdiri dari tingkat RT, RW, Kelurahan, dan Kecamatan.
Belasan ribu petugas tersebut, Susatyo mengatakan, akan ditugaskan untuk melakukan penyekatan, penjaringan dan memonitor pergerakan masyarakat baik yang datang ataupun keluar Kota Bogor.
"Hari Rabu (28/4) mulai melaksanakan kegiatan untuk percobaan. Karena nanti akan mulai dari 6 Mei sudah mulai jadwalnya, baik itu pra sampai pasca. Nah sekarang kita mulai sosialisasi dan imbauan kepada pengendara ataupun pemilik angkutan," ujarnya.