Warga Palestina pun merekam serangan tersebut, kemudian merekamnya dan mengunggah ke media sosial. Namun, konten itu ada yang disensor, dibatasi, atau diblokir.
"Perusahaan media sosial membungkam suara Palestina saat mereka berjuang untuk kelangsungan hidup mereka," ujar Marwa Fatafta, Anggota Kebijakan dari lembaga pemikir Al Shabaka.
"Ini bukan insiden satu kali, ini adalah lanjutan dari sensor sistematis dan diskriminasi yang lebih luas yang menargetkan, terutama mereka yang terpinggirkan dan tertindas, seringkali atas perintah rezim yang menindas," ujar Fatafta.
Dia meminta Facebook dan Instagram menghentikan sensor maupun pemblokiran terhadap serangan Israel kepada Palestina.
Baca Juga:Benarkah Pesan Pengguna Bisa Dibaca Pihak WA? Ini Penjelasan Facebook