Asal Usul Nama Jalan Margonda Raya Depok, Ternyata Nama Seorang Pejuang

Jalan utama itu memiliki panjang Jalan sekitar 1,64 kilometer. Jalan Margonda Raya sekarang ini menjadi wajah Kota Depok.

Pebriansyah Ariefana
Senin, 24 Mei 2021 | 13:13 WIB
Asal Usul Nama Jalan Margonda Raya Depok, Ternyata Nama Seorang Pejuang
Margonda (ist)

Bangunan tua itu adalah Rumah Tua Pondok Cina.

Rumah bergaya arsitektur Belanda itu harus terapit megahnya hotel dan area pusat perbelanjaan megah Margo City.

Mungkin musisi legendaris Iwan Fals tak salah jika dia pernah membuat lirik lagu “Sampai saat tanah moyangku tersentuh sebuah rencana dari serakahnya kota, terlihat murung wajah pribumi…”
Petikan lagu ini seolah menjadi pembenaran atas pembangunan sebuah kota.

Esensi pembangunan massal menjadi seolah wajar jika situs bersejarah harus menjadi kenangan.

Baca Juga:Mau Tahu Asal Usul Nama Depok dan Berdirinya Kota Depok?

Kini Rumah tua itu sekarang sudah jadi bagian dari Margo Hotel. Jadi, akses jalan umum ke sana sudah ditutup.

Sekilas rumah itu memang tak berubah. Namun beberapa bagian ada penambahan. Misalnya, atap rumah bisa dijadikan tempat buat nongkrong.

Padahal sebelum dibangun Mal, rumah Pondok Cina bisa dilihat ketika melintas di Jalan Margonda Raya.

Kini jangan harap rumah Pondok Cina bisa terlihat dari Jalan Margonda Raya. Sebelum mata ini dibuat terpukau oleh gaya arsitektur bangunan rumah tua itu, Hotel puluhan lantai lebih dulu menjadi pemandangan paling utama selain menara Pusat Perbelanjaan Margo City.

Terpisah, Koordinator Bidang Har-ta Milik Yayasan Lembaga Cornelis Castelein (YLCC) Ferdy Jonathans belum lama ini mengatakan jika rumah tua Pondok Cina merupakan salah satu situs bersejarah Kota Depok.

Baca Juga:Asal Usul Nama Cibinong, Berasal dari Pohon Raksasa dan Keramat

Keberadaannya menjadi tak terelakan sebagai bentuk asal muasal nama Pondok Cina.

"Cornelis membeli sebagian tanah dari pemilik rumah itu, orang Cina bermarga Tan” ujarnya Ferdy.

Dia menuturkan jika keberadaan orang-orang etnis Tionghoa tak lebih ketika melakukan dagang di wilayah Depok.

Keberadaan orang Cina di Depok diyakini sudah lama sebelum Cornelis Castelein membeli tanah dan mempekerjakan 150 orang di Depok.

Hubungan dagang orang-orang Tionghoa di Depok memang tak dibatasi oleh Cornelis. Namun hanya membatasi agar para pedagang etnis Tionghoa itu tak tinggal di wilayah Depok.

“Mereka akhirnya mendirikan pondok-pondok di sepanjang Kali Ciliwung daerah Pondok Cina,” kata Ferdy. Karena banyaknya pondok-pondok berisi orang Tionghoa, maka nama daerah yang dulu disebut Kampung Bojong itu berubah menjadi Pondok Cina hingga kini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini