SuaraBogor.id - Wali Kota Bogor Bima Arya menyebut sebagian besar rumah sakit di wilayahnya krisis ketersediaan gas oksigen dan oksigen liquid untuk terapi pasien Covid-19. Pemkot Bogor membutuhkan tambahan pasokan.
Hal ini disampaikan Bima Arya setelah melakukan pengecekan ketersediaan gas oksigen dan oksigen liquid di sejumlah rumah sakit di Kota Bogor, Minggu (11/7/2021).
Beberapa rumah sakit yang dicek ketersediaan gas oksigen dan oksigen liquidnya antara lain, Rumah Sakit PMI, Rumah Sakit Medika Dramaga, dan Rumah Sakit Mulia.
Dalam peninjauan tersebut Bima Arya yang didampingi Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, Sri Nowo Retno. Ia berujar dari pengecekan ke sejumlah rumah sakit, diketahui bahwa sebagian besar rumah sakit di Kota Bogor kondisinya relatif sama, yakni krisis ketersediaan oksigen.
Baca Juga:Sebut Tes PCR di Jakarta Sudah 19 Kali Lipat dari Standar WHO, Wagub DKI: Ini Menarik
"Ketersediaan oksigen di rumah sakit di Kota Bogor dipasok dari enam filling station oxygen, tapi saat ini pasokannya berkurang, sehingga belum memenuhi kebutuhan," katanya.
Menurut Bima, ada enam rumah sakit di Kota bogor yang pasokannya besar karena memiliki tanki oksigen liquid, tapi cuma bisa bertahan dua sampai tiga hari.
"Di Rumah Sakit Mulya ini tadi malam krisis oksigen. Kalau tadi pagi tidak ada tambahan pasokan oksgen, maka bisa kehabisan. Tadi ada pasokan sedikit, tapi perlu tambahan pasokan lagi," katanya.
Bima menjelaskan, untuk mengatasi krisis oksigen di rumah sakit di Kota Bogor, dirinya sudah menghubungi Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut B Panjaitan, dan mendapat jawaban akan membantu tambahan pasokan.
"Pak Luhut berjanji akan menambah pasokan gas oksigen dari dua filling station oxygen lagi, yakni dari Cileungsi dan Citeureup di Kabupaten Bogor," katanya.
Baca Juga:Jangan Kendor! Pasien Covid-19 yang Sembuh di Balikpapan Bertambah 111 orang
Bima Arya menyebut dirinya meminta tambahan pasokan oksigen liquid paling tidak 5 ton dari satu filling station. Jadi tambahannya, 10 ton dari dua filling station, sehingga bisa mencukupi kebutuhan oksigen di rumah sakit di Kota Bogor.
"Rumah sakit harus sering berkomunikasi, sehingga ketika terjadi kondisi darurat, bisa diatasi bersama-sama," katanya. (Antara)