Mural 'Tuhan Aku Lapar' Dihapus, Seniman: Harusnya Termotivasi Untuk Jadi Lebih Baik

Ketua Komunitas Mural Depok, Awenk menyebut, aspirasi masyarakat juga termasuk makna yang biasa terkandung dalam sebuah karya mural.

Andi Ahmad S
Senin, 30 Agustus 2021 | 15:04 WIB
Mural 'Tuhan Aku Lapar' Dihapus, Seniman: Harusnya Termotivasi Untuk Jadi Lebih Baik
Mural di Depok 'Tuhan Aku Lapar' dihapus [Suarabogor.id/Immawan]

Awenk berharap, pejabat publik lebih terbuka dalam menerima kritik. Hendaknya melihat substansi kritim yang disampaikan, bukan sekedar sarana penyampaiannya.

"Terlepas dari siapa dan apa jabatan yang jelas, harusnya kritikan dalam bentuk apapun bisa jadi motivasi agar lebih baik kedepan nya, bukan malah di tindak si pengeritiknya," tegas Awenk.

Diberitakan sebelumnya, mural bernada kritik terpampang di salah satu sisi Jalan Kartini, Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas.

"Tuhan aku lapar. Kita hidup dimana mural dianggap kriminal dan korupsi dianggap budaya. Terus dibatasi, tapi tak diberi nasi," demikian kritik yang disampaikan oleh mural tersebut.

Baca Juga:Menolak Tambang Quarry, Seniman Mural Aksi di Desa Wadas Purworejo

Hanya bertahan 5 hari, mural tersebut dihapus oleh Satpol PP bersama petugas dari kepolisian dan TNI.

Mural dihapus karena dianggap melanggar Perda Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pengawasan dan Ketertiban Umum.

"Kalau ingin mengkritik, silakan sampaikan dengan bijak. Jangan mencoret-coret tembok," tegas Kasatpol PP Depok, Lienda Ratna Nurdiany.

Kontributor : Immawan Zulkarnain

Baca Juga:Lokasi SIM Keliling Kota Depok Senin 30 Agustus 2021

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini