Mereka memeras dan merebut paksa uang dan hewan peliharaan warga.
Preman ini terdiri dari masyarakat pribumi yang ikut berperang melawan penjajah, tapi tidak mau dan atau tidak bisa bergabung dengan Tentara Keaman Rakyat (TKR).
“Kan dulu ada pasukan yang namanya PETA, KNIL dan lain-lain. Setelah merdeka, mereka ini ditata untuk masuk dalam TKR. Tapi banyak yang tidak mengurus administrasinya,”
Satu-satunya saluran informasi di masa itu adalah radio kayu setinggi hampir 50 centimeter. Karena harganya yang sangat mahal. Radio hanya dimiliki sebagian kecil masyarakat.
Baca Juga:Bejat! Mau Gagahi Istri Orang, Oknum Petugas Keamanan di Bogor Ditangkap
Seluruh Informasi yang diterima masyarakat, termasuk peristiwa G30SPKI hanya dapat diakses melalui radio.
Baba mendapat kabar tentang peristiwa G30SPKI dari radio, beberapa hari setelah kejadian.
Kabar yang Dia dengar berupa laporan dari Jenderal A.H. Nasution tentang pemakaman 7 jenderal yang dibunuh dalam pemberontakan dilakukan PKI.
Dari siaran Jenderal A.H. Nasution, diketahui bahwa ketujuh jenderal yang dibunuh, ditemukan terkubur dalam sebuah lubang di daerah Pondok Gede.
Lubang penemuan 7 jasad jenderal, kini dikenal sebagai Lubang Buaya.
Baca Juga:Polda Metro Targetkan 70 Persen Warga Depok Telah Divaksin Dosis Pertama Pada Oktober
Setelah ditemukan, jasad mereka akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, Kalibata, Jakarta Selatan.