SuaraBogor.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur mencatat selama priode Januari hingga September ada sebanyak 205 orang di Cianjur terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD), dua orang anak diantaranya meninggal dunia.
Kabid Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Cianjur, Yusman Faisal mengatakan, ratusan orang yang dinyatakan terjangkit DBD itu merupakan laporan dari empat rumah sakit.
"Dari sebanyak 205 orang itu, dua diantaranya yang masih berusian anak-anak meninggal dunia karena DBD," kata Yusman pada SuaraBogor.id, Jumat (8/10/2021).
Selama periode Januari hingga September, kata dia, puncak peningkatan kasus DBD terjadi di akhir September. Namun, dibandingkan tahun lalu mengalami penurunan yang drastis.
Baca Juga:Satu Pelajar Tewas, Wandik Minta Pemkot Bogor Beri Sanksi Tegas Sekolah Terlibat Tawuran
“Tahun lalu dengan periode yang sama jumlah kasusnya mencapai 700 orang, dan enam orang di antaranya meninggal dunia," ujar dia.
Menurutnya, angka penyebaran kasus DBD yang terjadi di Kabupaten Cianjur itu, hampir tersebar disejumlah wilayah yang padat penduduk, seperti Cianjur Utara, Cianjur tengah dan Cianjur Timur.
"Selain faktor cuaca peningkatan kasus DBD tersebut disebabkan tingkat kesadaran masyarakat dalam menerapakan pola hidup sehat dan bersih yang masih rendah," katanya.
"Termasuk kondisi lingkungan, apalagi di permukiman padat penduduk, banyak ditemukan genangan air, seperti di kaleng, ban bekas, wadah-wadah plasitik, dan di media lain yang dasarnya bukan tanah," ujar Yusman.
Yusman menambahkan, pemberantasan sarang nyamuk harus digencarkan secara masif dan serentak oleh masyarakat di lingkungan masing-masing. Hal tersebut merupakan langkah paling peting dalam memberantas jentik-jentik nyamuk.
Baca Juga:Mendiang Gunawan Maryanto Punya Kebiasaan Telat Makan, Ketahui Dampaknya pada Kesehatan!
“Kalau giat penyemprotan atau fogging yang merupakan tugas dinas dan puskesmas itukan sifatnya untuk memberantas nyamuk yang sudah dewasa,” katanya.
Kontributor : Fauzi Noviandi