Klaster PTMT di Depok Bertambah 84 Orang Dalam Sehari, Satgas Sebut Muaranya dari Keluarga

Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok, Dadang Wihana menyebutkan, klaster PTMT paling banyak berasal dari Kecamatan Pancoran Mas.

Lebrina Uneputty
Kamis, 18 November 2021 | 16:37 WIB
Klaster PTMT di Depok Bertambah 84 Orang Dalam Sehari, Satgas Sebut Muaranya dari Keluarga
Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok, Dadang Wihana.[Immawan/Suarabogor]

SuaraBogor.id - Jumlah kasus positif Covid-19 pada masa Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) atau klaster PTMT di Depok kembali bertambah.

Berdasarkan data yang dipublikasikan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok, terdapat penambahan 103 kasus positif Covid-19 dalam sehari kemarin, Rabu (17/11/2021).

Dari jumlah ini, 84 diantaranya merupakan siswa, guru dan tenaga kependidikan yang terpapar di sekolah selama pelaksanaan PTMT.

Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok, Dadang Wihana menyebutkan, klaster PTMT paling banyak berasal dari Kecamatan Pancoran Mas.

“Paling banyak dari Pancoran Mas. Ada SD, SMP dan MTS, tapi jumlahnya merata diantara 3 jenjang ini. Tidak ada yang mendominasi,” ungkap Dadang pada wartawan, Kamis (18/11/2021).

Menurut pria yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Pengembangan Daerah (Bappeda) Kota Depok ini, klaster PTMT bermuara dari klaster keluarga.

“Awalnya dari klaster keluarga. Orang tuanya merupakan pekerja commuter yang bekerja di luar depok. Mereka menularkan pada anaknya. Dari anaknya, di sekolah, menularkan pada teman-teman dan gurunya,” beber Dadang.

Dadang menegaskan, pihaknya akan memperketat pengawasan protokol kesehatan (prokes) di masa PTMT. Baik itu prokes untuk sekolah, siswa maupun orang tua.

“Untuk saat ini, kami berikwan waktu 10 hari guna mengecek kembali Prokes PTMT dan melanjutkan swab antigen acak terhadap seluruh siswa. Kementerian kesehatan juga akan membantu swab antigen secara keliling,” kata Dadang.

Sebetulnya, lanjut dadang, prokes di sekolah-sekolah yang melaksanakan PTMT sudah ketat.

Namun kata Dia, ada beberapa momen kerumunan yang sulit dihindarkan yang rawan menjadi titik penularan Covid-19. Salah satunya, kerumunan ketka antar jemput.

“Ketika mengantar dan menjemput anak-anak. Ini yang perlu mendapat perhatian dari kita semua,” imbuhnya.

Sebelumnya, Pemkot Depok menghentikan secara terbatas PTMT selama 10 hari ke depan mulai Jumat hingga Senin, 19-29 November 2021.

Penghentian PTMT dilakukan demi menjamin keselamatan anak dan mengendalikan penyebaran Covid-19 di masa PTMT.

“Ini ikhtiar kita dari Pemkot depok. Kepada seluruh warga, kami mohon izin dan mohon maaf demi keselamatan kita bersama,” pungkas Dadang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini