SuaraBogor.id - Kerajaan atau Kesultanan Banten merupakan salah satu kerjaan Islam yang ada di Indonesia. Sejarah kerajaan Banten sangat menarik untuk dibahas untuk menambah pengetahuan di bidang ilmu sejarah.
Keberadaan wilayah Banten sudah diketahui sejak abad ke-14. Sedangkan kesultanan atau kerajaan Banten berdiri pada abad ke-16. Lokasinya yang strategis, tepatnya di ujung barat Pulau Jawa, membuat kerajaan Banten pernah menguasai jalur pelayaran dan perdagangan.
Berdirinya Kerajaan Banten atas inisiatif Sunan Gunung Jati, yang awalnya berada di Cirebon. Pada mulanya, kawasan Banten masuk dalam wilayah Pakuan Pajajaran yang mempunyai corak Hindu.
Sejarah kerajaan Banten bermula saat para pedagang dan saudagar Muslim mendarat ke wilayah Banten sekitar 1524-1525 Masehi. Di waktu yang sama, sultan Kerajaan Cirebon, yakni Sunan Gunung Jati dan anaknya Sultan Maulana Hasanudin juga mendarat di pelabuhan.
Baca Juga:Mengenal Kota Serang, Ibu Kota Provinsi Banten
Sunan Gunung Jati bersama rombongan Kesultanan Cirebon dan Kesultanan Demak bertujuan untuk merebut wilayah Banten Girang dari Prabu Pucuk Umum. Pada 1526, wilayah Banten Girang ditaklukkan oleh Sunan Gunung Jati. Sehingga wilayah Banten berada di bawah naungan Kesultanan Cirebon yang dipimpin oleh Sultan Maulana Hasanudin. Ia juga menjabat sebagai kadipaten wilayah Banten Girang.
Sejak saat itu berdirinya Kerajaan Banten sudah dimulai. Pada saat itu Sultan Hasanudin diangkat menjadi raja Kesultanan Banten. Sekaligus menandakan jika kekuasaan Kerajaan Demak telah beralih ke Kesultanan Banten.
Berdasarkan sejarah, setelah Kesultanan Demak berhasil menundukkan pasukan Portugis dari Sunda Kelapa Banten, daerah itu (Banten) menjadi bagian dari wilayah kekuasaan Demak. Saat itu Sultan Trenggana meminta Sunan Gunung Jati agar Banten dan Cirebon menjadi wilayah tersendiri.
Pada saat itu, putra Sunan Gunung Jati, yang bernama Sultan Maulana Hasanudin menjadi raja pertama Kesultanan Demak yang berkuasa mulai 1552-1570 Masehi.
Setelah Sultan Maulana lengser, kemudian digantikan oleh Panembahan Maulana Yusuf. Selama memimpin, Maulana Yusuf sangat memperhatikan sektor pembangunan ekonomi melalui perdagangan dan pertanian. Pada saat itu, komoditas yang menjadi andalan di Banten adalah lada putih.
Baca Juga:Apa Provinsi Paling Barat di Pulau Jawa?
Selain bidang ekonomi, Maulana Yusuf juga turut menyebarkan Islam hampir ke seluruh wilayah Jawa Barat atau tanah sunda. Puncaknya, Pakuan Pajajaran berhasil ditaklukkan.