SuaraBogor.id - Sabar, siapa yang bisa sabar? Berikut akan dibahas sabar dan pengertian dalam Islam. Lengkap dengan hadits tentang sabar.
Secara etimologi sabar berasal dari sebuah kata bahasa Arab yaitu Al-Habsu. Kata ini memiliki arti menahan diri. Sedangkan secara syariah, sabar memiliki arti sendiri.
Dikutip dari kitab Al Jadid fi Syarhi Kitab At Tauhid, sabar berarti menahan jiwa dari mendongkol, menahan lisan dari berkeluh kesah dan marah serta menahan anggota badan dari melakukan perbuatan-perbuatan yang diharamkan seperti menampar-nampar pipi atau merobek-robek kerah baju.
Sabar merupakan sebuah sikap yang penting bagi seseorang yang beriman.
Baca Juga:Pernyataan Habib Kribo Bikin Merinding Saat Bahas Soal Agama Islam
Saking pentingnya sabar, Ibnul Qayyim memberikan analogi bahwa kesabaran adalah kepala bagi tubuh sebuah iman. Sehingga apabila kepala sebuah tubuh terpotong, maka kehidupan di dalam tubuh pun berhenti.
Menurut Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, sabar terbagi menjadi tiga jenis yaitu, bersabar di dalam menjalankan ketaatan kepada Allah, bersabar untuk tidak melakukan hal-hal yang diharamkan oleh Allah, dan bersabar dalam menghadapi takdir-takdir Allah yang sedang dialami seperti hal yang menyakitkan dan atau gangguan lain yang timbul di luar kekuasaan manusia atau berasal dari orang lain.
Beberapa contoh sabar dalam mentaati perintah-perintah Allah dan mentaatinya adalah ketika seseorang bersabar dalam menuntut ilmu dan seseorang yang bersabar dalam menjalankan perintah Allah untuk berdakwah.
Belajar dan berdakwah adalah perintah Allah Ta’ala kepada umatnya.
Dalam menjalankan perintah tersebut, tentu saja seseorang akan dihadapkan dengan berbagai permasalahan dan ujian.
Baca Juga:Cara Tidur yang Baik Menurut Islam, Salah Satunya Wudhu Sebelum ke Kamar
Apabila seorang hamba yang melaksanakan perintah Allah dengan niat untuk beribadah kepada Allah dapat menahan diri dan bertahan melewati segala ujian yang mengahadangnya, maka orang tersebut dapat dikatakan telah bersabar.
Orang yang dapat menahan diri untuk menjauhi maksiat yang telah dicela oleh Allah juga termasuk orang-orang yang bersabar.
Terkadang berbuat maksiat memang lebih mudah dilakukan daripada melaksanakan perintah Allah, oleh sebab itu menahan diri dari berbuat maksiat menandakan kesabaran seseorang.
Apabila seseorang pernah melakukan suatu hal yang diharamkan oleh Allah pada masa lalu. Dan di masa tersebut, orang ini belum mengetahui hukum perbuatannya, maka hendaklah dirinya segera bertaubat dan melakukan kebaikan lainnya sesuai dengan sabda Rasulullah SAW, “Dan ikutilah kejelekan dengan kebaikan, niscaya kebaikan itu akan menghapuskannya.” (HR. Ahmad, dll, dihasankan Al Albani dalam Misykatul Mashaabih 5043)…” (Thariqul wushul, hal. 15-17).
Seorang muslim yang beriman harus memang diwajibkan bersabar dalam menerima takdir yang telah diberikan oleh Allah kepadanya.
Hal ini tidak lepas dari fakta bahwa seluruh alam semesta dan seisinya serta segala hal yang terjadi di dalamnya adalah termasuk dalam takdir Allah. Bersabar atas takdir yang diterima merupakan hal yang seiring dengan ketentuan Allah di alam semesta.
Demikian beberapa informasi seputar pengertian sabar, hadits tentang sabar, hingga jenis-jenis sabar. Semoga bermanfaat.
Kontributor : Firda Nuril Huda