SuaraBogor.id - Baru-baru publik dihebohkan dengan curhatan pedagang di Pasar Bogor saat bertemu Presiden Joko Widodo atau Jokowi sambil menangis histeris minta keadilan pamannya yang ditangkap pihak kepolisian karena menolak pungutan liar (Pungli).
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto dan Kasatpol PP Kota Bogor Agustian Syach mengungkap sosok paman pedagang buah di Pasar Bogor yakni Ujang Sarjana.
Menurut Bima Arya, curhatan pedagang buah di Pasar Bogor kepada Presiden Jokowi tersebut tidak sesuai dengan fakta dilapangan.
"Pertama, apa yang jadi curhat pedagang kepada presiden itu kita pastikan tidak sesuai dengan kasus yang sebetulnya terjadi," kata Bima Arya.
Baca Juga:Presiden Jokowi: Pemerintah akan Melarang Ekspor Minyak Goreng Dan Bahan Baku Mulai 28 April
Kedua, Pemkot Bogor juga telah melihat kepolisian sudah melakukan proses hukum secara tepat dan semua sesuai dengan aturan.
"Ketiga, dia memastikan tidak boleh ada yang di atas hukum di Kota Bogor. Mau mengais rezeki, mau berjualan, berdagang, apapun ya silakan. Dari luar kota juga boleh,” ujar Bima Arya.
Lebih lanjut, Bima Arya memastikan Pemkot Bogor membebaskan semua masyarakat Kota Bogor untuk mencari rezeki namun tetap sesuai dengan aturan yang sudah berlaku hingga saat ini.
“Tetapi tidak boleh mengintimidasi, tidak boleh menekan, dan sama itupun berlaku bagi aparat. Aparat saya pastikan kalau terlibat pungli pasti sanksinya keras. Minimal dicopot dari jabatan, bisa demosi. Bahkan kalau ada bukti-bukti lain bisa diberhentikan dari ASN,” bebernya.
Hal senada diungkapkan Kasatpol PP Kota Bogor Agustian Syach. Dia mengaku kenal dengan sosok Ujang Sarjana dan namanya sudah tidak asing lagi di kalangan pedagang.
Baca Juga:Bima Arya Sebut Curhatan Pedagang Buah Pasar Bogor ke Jokowi Tak Sesuai Fakta
Dia menilai, bahwa curhatan pedagang kepada Jokowi itu tidak benar atau bohong. "Dia adalah preman di Pasar Bogor," ucapnya kepada wartawan.