![Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Suntana. [ANTARA/HO-Humas Polda Jawa Barat]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/11/15/88987-kapolda-jabar.jpg)
Belakangan ini warga Bogor dihebohkan dengan aksi seorang pedagang buah di Pasar Bogor menangis histeris kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Kekinian, kasus Ujang Sarjana tersebut berakhir damai. Dalam kesempatan islah tersebut, keluarga besar Ujang Sarjana didampingi oleh kuasa hukum Akhmad Hidayat.
3. Tri Suaka dan Zinidin Zidan Batal Manggung di Bogor, Berikut Penjelasannya!
Baca Juga:Bikin Gaduh Soal Larangan Ekspor CPO, Ternyata Ini Produk Sawit yang Dilarang

Nama Tri Suaka dan Zinidin Zidan tengah jadi bulan bulanan warganet akibat aksi mereka membuat video parodi yang dianggap menghina Andika Kangen Band.
Keduanya mendapat kritikan dan hujatan baik dari warganet seluruh tanah air hingga rekan sesama musisi.
4. Rhoma Irama Kembali ke Partai Golkar Setelah Sempat Berkelana, Pengamat Sebut Akibat Hal Ini
![Rhoma Irama dan Airlangga Hartarto. [Antara/Dok Pribadi]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/04/26/92081-rhoma-irama-dan-airlangga-hartarto.jpg)
Pedangdut legendaris Rhoma Irama kembali ke Partai Golkar setelah sempat hijrah ke partai politik lain.
Pengamat politik Robi Nurhadi menyebutkan kembalinya Rhoma Irama ke Partai Golkar menjadi bukti bahwa Airlangga Hartarto sebagai pemimpin pemersatu.
“Ini menandai prestasi Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto sebagai pemimpin pemersatu”, ujarnya, di Jakarta, Selasa (26/4/2022) dikutip dari Antara.
Menurut dia, Ramadhan 1443 H menjadi berkah Partai Golkar dengan kembalinya Rhoma Irama ke partai ini. Menurutnya, tidak mudah bagi seorang tokoh publik, masuk partai atau kembali ke partai.
"Selama Airlangga Hartarto, beberapa tokoh publik yang berpotensi sebagai pendulang suara besar kembali ke Golkar. Sebelum Rhoma Irama, ada Yuddy Chrisnandi yang pernah menjadi Menpan RB dan Dubes RI untuk Ukraina. Belum lagi tokoh-tokoh lainnya di daerah-daerah se-Indonesia," katanya.
Robi menjelaskan bahwa fenomena "Turn Back To Golkar" ini bisa mendekatkan profil kepemimpinan Airlangga Hartarto dengan Akbar Tandjung yang mampu mempertahankan Golkar di tengah tekanan politik yang hampir meruntuhkan Golkar pada awal Reformasi dulu. Moto "Bersatu untuk Maju" begitu populer di masa Akbar Tandjung.
“Kalau kembalinya Rhoma Irama diikuti tokoh-tokoh lainnya, maka era kepemimpinan Airlangga Hartarto bisa dikenal dengan "Turn Back To Golkar Era" dengan makna dua, yaitu kembalinya tokoh-tokoh politik yang matang dan kembalinya Golkar sebagai pemenang pemilu," kata dia.