Dari kenyataan tersebut yang memebedakan hanya tingkat kepentingan digital user dan kepentingannya. Apakah ia menjadikan hal tersebut sebagai pilihan atau justru sebagai sebuah kebutuhan.
"Budaya digital pasti akan merubah peradaban manusia, dari zaman saya kuliah, kita juga banyak pekerjaan yang ada, tapi sekarang sudah enggak ada, seperti penjaga wartel.
"Tapi, ini bisa berdampak positif dan negatif juga jika salah dalam mengimplementasikannya. Seperti mempengaruhi budaya prilaku manusia itu sudah pasti. Tapi tergantung bagaimana kita menjaganya agar tidak keluar batas," jelasnya.
Dia menjabarkan, bahwa digital saat ini jika digunakan dengan baik dan benar tentunya banyak hal positif, seperti mencari pundi-pundi uang dari internet, seperti berdagang, dan membuat konten.
Baca Juga:Kim Woo Bin Positif Covid-19, Semua Agendanya Dibatalkan
"Mungkin 10 tahun kedepan juga akan terus berubah lagi. Positifnya bisa seperti berdagang online, membuat konten seperti di YouTube. Intinya kita tidak bisa melawan, tapi harus kita hadapi dengan cara beradaptasi," bebernya.
Namun, jika digunakan tidak baik, tentu akan berpotensi hal yang luar biasa juga. Kata Dimas hal tersebut akan menjadi dua mata pisau berbeda.
"Ini bisa jadi dua mata pisau yang berbeda. Jika ada yang bertanya bagaimana cara untuk filterisasi?, salah satunya yakni menggunakan internet sehat, apalagi provider di Indonesia ini banyak internet sehat. Kiatnya adalah kita sebagai orang tua atau generasi muda bisa menjaga generasi selanjutnya," jelasnya lagi.