SuaraBogor.id - Pelayanan kesehatan di Depok kena semprot oleh Wakil Ketua DPRD Sibolga, Sumatera Utara, Jamil Zeb Tumori. Hal ini lantaran, anak dari Jamil mendapat perlakuan kasar saat berobat di salah satu rumah sakit swasta di Depok.
Untuk menyelesaikan masalah tersebut, Jamil kemudian mendatangi pihak BPJS Kesehatan dan DPRD Depok. Kedatangannya itu untuk berkoordinasi sebelum mendatangi pihak rumah sakit.
Dijelaskan oleh Jamil, peristiwa kurang mengenakkan itu terjadi pada akhir pekan lalu. Saat itu, anak sulungnya yang berkuliah di salah satu universitas swasta di Depok jatuh sakit dan dirujuk ke rumah sakit swasta yang berlokasi di Pancoran Mas, Depok.
Sesampai di rumah sakit, anaknya kata Jamil mendapat perlakuan tidak mengenakan dari petugas rumah sakit.
Baca Juga:Warga Depok Antusias Sambut Bulan Imunisasi Nasional
“Anak saya diperlaklukan secara tidak manusiawi. Ketika dia masuk malah dibentak. Kemudian saat anak saya masuk ruang IGD tidak dapat pelayanan yang baik,” ucapnya mengutip dari Depoktoday--jaringan Suara.com
Ditambahkan Jamil, saat anaknya meminta tabung oksigen, petugas rumah sakit malah membentak. Si anak meminta tabung oksigen karena merasa dadanya sesak.
“Ketika minta oksigen karena sesak, tangan dan pinggulnya kaku, sehingga dia membutuhkan pelayanan yang baik, tapi dokter bilang tangannya janagn ditegang-tegangkan, padahal anak saya sedang sakit, kaku,” ungkap Jamil.
Karena mendapat perlakuan seperti itu, Jamil menjelaskan bahwa anaknya akhirnya pindah rumah sakit.
"Makanya saya protes mau protes ke rumah sakit itu. Nah ini sekarang difasilitasi BPJS Kesehatan. Karena anak saya juga peserta BPJS Kesehatan,” jelasnya.
Baca Juga:Tak Temukan Unsur Pidana, Kasus Penemuan Bansos Presiden Jokowi di Depok Dihentikan
Jamil yang juga politisi Golkar itu menyayangkan pelayanan kesehatan seperti itu dialami anaknya.
“Ini Kota Depok, kota yang modern tapi pelayanannya masih kampungan,” ujarnya.
Pihak BPJS Kesehatan Kota Depok sendiri kata Jamil sudah meminta maaf terkait insiden itu. Namun Jamil menegaskan bahwa harus ada perubahan.
“Mereka sudah minta maaf, tapi tidak cukup minta maaf saja harus ada perbaikan. Kita minta sanksi kepada oknum-oknum dokter, perawat dan satpam yang membentak,”