SuaraBogor.id - Baru-baru ini publik dihebohkan dengan temuan dugaan bibit narkotika jenis kokain dari biji koka di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat.
Namun, hal itu dijelaskan tersangka pengiriman biji kokain ke luar negeri berinisial SDS (51). Dirinya mengatakan bahwa hanya ada pohon sejenis yakni Erythroxylum Novogranatense asal Amerika Selatan yang kini sudah mati, bukan Erythroxylum Coca atau pohon koka.
Kasat Narkoba Polresta Bogor Kota Kompol Agus Susanto mengungkapkan bahwa hasil penyelidikannya bersama jajaran di Kebun Raya Bogor pohon sejenis koka yang ada di Kebun Raya Bogor terdapat dari dua asal.
"Di Kebun Raya Bogor hanya mempunyai tanaman Erythroxylum Novogranatense (Amerika Selatan) dan Erythrocylum Cuneatum (lokal Indonesia ), masing-masing satu pohon, sejenis dengan Erythrocylum koka," katanya.
Kompol Agus menjelaskan sejarah pohon tersebut ada di Kebun Raya Bogor merupakan hasil pertukaran biji antara Kebun Raya Bogor dengan Kebun Raya Kongo Belgia pada tahun 1927.
Tahun 1928 biji tersebut ditanam dan tumbuh di Kebun Raya Bogor. Tanaman Erythroxylum Novogranatense dan Erythroxylum Cuneatum adalah famili dengan tanaman Koka Erythroxylum yang merupakan tanaman berasal dri Amerika Selatan dan bahan dasar dari kokain.
Saat ini, kata Kompol Agus, tanaman Erythroxylum Novogranatense di Kebun Raya Bogor dalam keadaan mati, yang diketahui pihak BRIN Kebun Raya Bogor pada 4 Agustus 2022. Sementara, tanaman Erythroxylum Cuneatum asal Indonesia masih hidup.
SemEntara tanaman Koka Erythroxylum penghasil biji koka bahan dasar kokain berasal dari Amerika selatan dan itu tidak ada di Kebun Raya Bogor.
Sebelumnya, Subdit 3 Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya bersama Bea Cukai berhasil menggagalkan pengiriman biji kokain ke luar negeri. [Antara]