SuaraBogor.id - Sejumlah lembaga pendidikan mempunyai peraturannya masing-masing, termasuk perihal boleh atau tidaknya membawa handphone. Tak terkecuali pondok pesantren yang biasanya lebih ketat dan mengharuskan anak didiknya untuk tidak membawa ponsel.
Tampaknya itu pula alasan beberapa remaja putri di video unggahan akun Instagram @andreli_48 ini menangis. Rupanya mereka diminta untuk menghancurkan sendiri gawai yang dimiliki.
Video yang juga diunggah akun @kodil0127 itu memperlihatkan para santriwati yang dikumpulkan di satu lokasi. Mereka terlihat mengelilingi sejumlah santriwati yang duduk menghadap beberapa batu.
Batu itulah yang menjadi alas untuk ponsel-ponsel mereka sebelum dihancurkan. Sambil menangis kencang, mereka terlihat mengangkat batu lain lalu memukul-mukulkannya di atas ponsel sampai hancur.
"Momen ketika HP yang penuh kenangan di dalamnya harus hancur di tangan sendiri," tutur @andreli_48, seperti dikutip SuaraJabar.id, Senin (29/8/2022).
Terlihat jelas kalau mereka sendiri tidak tega untuk menghancurkan gawai-gawai tersebut. Namun seorang wanita dewasa diduga sang ustazah memberi arahan supaya mereka melanjutkan acara "menggeprek" HP tersebut.
Beberapa tampak menangis lebih kencang dan sempat berhenti menghancurkan HP-nya, namun kembali didorong untuk melanjutkannya. Aksi ini tak lepas dari pengawasan teman-teman serta para guru mereka.
Video yang semula diunggah @sumarlipermis ini tentu menuai pro dan kontra di kalangan warganet. Sebagian sepakat dengan ketegasan tersebut, apalagi jika memang sudah peraturannya untuk tidak membawa HP.
Sementara sebagian lainnya menyayangkan, karena semestinya HP itu cukup dikembalikan ke orang tua alih-alih menjadi mubazir karena dihancurkan.
"Susah dibilangin sih, sudah peraturan malah ngeyel, jangan bikin narasi aneh aneh ini," komentar warganet.
"Bukankah lebih baik balikin aja ke orang tuanya," kata warganet.
"Jooosss. Dari awal masuk/daftar pasti udah di kasih tau aturannya ketahuan bawa HP ya di hancurin.. Ngeyel? Resiko tanggung sendiri," ujar warganet lain.
"Kembalikan ke ortu nya saja, kita ga pernah tau perjuangan ortunya membelikan hp untuk anaknya susah payah mencari duit gitu aja di rusak sia-sia," imbuh warganet.
"Tolong yang ngerekam juga ancurin hp nya donk," timpal yang lainnnya.
Mengapa Kebanyakan Pesantren Larang Santri Bawa HP?
Ketua Rabithah al-Ma'ahid al-Islamiyyah (RMI) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Surakarta, Irfan Nuruddin, pernah memberi penjelasan mengenai banyaknya ponpes yang melarang santrinya membawa HP.
"Sebab hape di tangan santri yang dalam usia remaja itu lebih banyak madhorotnya dari pada manfaatnya," cuit Irfan lewat Twitter-nya.
Pengurus Pondok Pesantren Al Muayyad Surakarta ini lantas membeberkan sejumlah hal kurang baik yang bisa terjadi bila membiarkan santri remaja kerap memegang HP.
"Menjadikan santri banyak membuang waktu dengan hapenya daripada beraktifitas lain yang lebih bermanfaat, itu jelas. Dan juga menimbulkan hal-hal lain yang menjurus keharaman secara syariat."
Sedangkan dari sisi kesehatan, terdapat beberapa dampak yang bisa ditimbulkan apabila kecanduan memakai gadget seperti HP.
Melansir Halodoc, beberapa dampak yang ditimbulkan termasuk gangguan mata, gangguan pola tidur, postur tubuh jadi bungkuk, gangguan pada studi, obesitas, serta kurangnya anak bersosialisasi.