SuaraBogor.id - Ketua DPR RI Puan Maharani mengatakan China merupakan mitra dagang terbesar Indonesia selama bertahun-tahun.
Untuk itu Puan mendorong China untuk meningkatkan investasi di Indonesia.
"Saya berharap kedua negara dapat terus meningkatkan nilai perdagangan yang lebih berimbang di masa mendatang," kata Puan Maharani, Kamis (6/10/2022) dikutip dari Antara.
Selain China, Puan Maharani juga mendorong negara-negara anggota G20 untuk meningkatkan investasi di Indonesia.
Baca Juga:Bukan Sembarng Moge, Bobber Rancangan Ridwan Kamil Ini Tak Perlu Antre di SPBU
Puan mengatakan hal itu saat bertemu dengan Wakil Ketua Komite Tetap National People’s Congress Republik Rakyat Cina Zhu Chen di sela-sela perhelatan the 8th G20 Parliamentary Speakers’ Summit (P20) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (5/10).
Puan mengapresiasi volume perdagangan antara Indonesia dan Cina, yang pada 2021 mencapai 110 miliar dolar AS. Angka tersebut merupakan nilai terbesar dalam sejarah perdagangan kedua negara.
Dia juga menyambut baik investasi yang telah ditanamkan Cina ke Indonesia sehingga menempatkan negeri tirai bambu itu di peringkat ketiga investor asing terbesar di Indonesia, dengan investasi langsung senilai 3,2 miliar dolar AS.
"Secara keseluruhan, saya menantikan upaya bersama kita dalam memperkuat kerja sama perdagangan dan investasi bilateral kita di masa depan," tambahnya.
Saat berbincang dengan Zhu Chen, Puan mengucapkan terima kasih atas dukungan pengadaan vaksin COVID-19 dari Cina kepada Indonesia dalam penanganan dampak pandemi global. DPR mendorong terjalinnya kerja sama kedua negara dalam pengembangan vaksin COVID-19.
Baca Juga:Mengenal Sosok Amir Machmud, Jenderal Asal Cimahi di Balik Terbitnya Supersemar
"Saya juga mengucapkan terima kasih atas dukungan penuh RRC terhadap Indonesia untuk menjadi hub manufaktur vaksin di kawasan. Kerja sama penanggulangan COVID-19 antara Indonesia dan RRC merupakan contoh ideal bagi setiap kerja sama yang proaktif dan dinamis," katanya.
Perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu berharap kerja sama Cina dan Indonesia dapat dikembangkan pada jenis kerja sama bidang lain. Puan mendorong kedua negara menyelesaikan berbagai hambatan perdagangan agar seimbang dan berkelanjutan.
"Hal ini untuk meningkatkan ekspor komoditi unggulan Indonesia dari sektor pertanian, seperti nanas dan perikanan ke Cina," jelasnya.
Puan juga menyinggung soal interaksi intensif yang terus terjalin antara pemimpin dan pejabat tinggi kedua negara sejak dipelopori Presiden pertama RI Soekarno pada 1950. Menurut Puan, yang merupakan cucu Soekarno, kakeknya sangat terkesan dengan sambutan megah masyarakat Cina saat berkunjung di 1956.
Saat itu, lanjut Puan, Soekarno juga menegaskan dukungan bangsa Indonesia terhadap pengakuan Cina di PBB.
Oleh karena itu, Puan merasa senang dengan hubungan bilateral Indonesia dan Cina yang semakin solid. Apalagi, hasil kunjungan Presiden Joko Widodo ke Cina pada Juli lalu menghasilkan kesepakatan arah umum pembangunan komunitas kedua negara.
"Terlebih setelah diresmikannya Mekanisme Dialog dan Kerja Sama Tingkat Tinggi pada Juni 2021, yang melakukan sinkronisasi dalam tiga aspek penting, yaitu aspek politik hukum dan HAM (hak asasi manusia), dan ekonomi, serta mekanisme pertukaran pelajar serta budaya," katanya.
Dengan adanya Mekanisme Dialog Kerja Sama Tingkat Tinggi tersebut, Puan berharap hubungan bilateral antara Indonesia dan China terus terjalin dan meningkat.
"Semoga peresmian ini dapat memperkuat hubungan bilateral antar kedua negara, tidak hanya dalam ketiga bidang tersebut tapi juga dalam setiap aspek kerja sama antara Indonesia dan RRC," ujarnya.
Sementara itu di lain pihak, Gubernur Jawa Barat mengingatkan Pemerintah Indonesia untuk berhati-hati terhadap sikap China atau Tiongkok, terutama soal pasokan nikel.
Ia menyebut China selama ini membeli pasokan nikel dari Indonesia. Namun, kabar yang diterimanya, China kembali menjual pasokan nikelnya ke Tesla Inc, sebuah perusahaan kendaraan listrik milik orang terkaya di dunia, Elon Musk.
Seperti diketahui, Tesla Inc membeli pasokan bahan baku nikel untuk kebutuhan baterai kendaraan listriknya.
“Kita harus hati-hati dengan Tiongkok, dia ambil nikel dari Sulawesi sebagian untuk ke kita sebagian ke Tiongkok. Tesla saya dengar malah beli dari Tiongkok, nikelnya dari kita. Jadi rada gimana menurut saya kurang etis,” ujar Ridwan Kamil yang merupakan Ketua Asosiasi Daerah Penghasil Migas dan Energi Terbarukan (Adpmet) dikutip dari Jabarnews.com--jejaring Suara.com.
Di kesempatan tersebut, Ridwan Kamil juga menyoroti banyaknya proyek smelter nikel dari investor China di Morowali, Sulawesi. Sebagian besar perusahaan tersebut bergerak dalam bidang pembuatan bahan baku baterai.
Pria yang akrab disapa Kang Emil itu pun meminta pemerintah menggenjot ekosistem industri baterai kendaraan listrik di tanah air.
Seperti diketahui, Tesla telah menandatangani kontrak senilai sekitar US$5 miliar atau setara Rp 74,5 triliun (asumsi kurs Rp 14.901 per dolar AS) untuk membeli bahan baterai dari perusahaan pengolahan nikel China di Sulawesi.