Cerita Ibu Guru Asal Cianjur Yang Terjebak 1,5 Jam di Reruntuhan Sekolah 'Musibah Itu Ujian dari Allah'

Imas beserta suami dan dua anaknya sudah tiga hari tidur di tenda beralaskan terpal di atas tanah bebatuan yang tak rata, bergabung dengan sanak saudara lainnya.

Andi Ahmad S
Kamis, 24 November 2022 | 08:21 WIB
Cerita Ibu Guru Asal Cianjur Yang Terjebak 1,5 Jam di Reruntuhan Sekolah 'Musibah Itu Ujian dari Allah'
Warga menyelamatkan barang yang tersisa direruntuhan bangunan akibat gempa di Sarampad, Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Rabu (23/11/2022). [ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/foc].

Bekerja sebagai TKI di Riyadh membuatnya fasih berbahasa Arab. Pelajaran ini yang diajarkannya kepada murid-murid.

Menanti bantuan

Hari ketiga setelah gempa, Imas dan puluhan, bahkan ratusan warga di Kampung Rawacina menantikan bantuan, utamanya hunian, karena hampir 90 persen permukiman warga rusak parah diguncang gempa.

Hampir semua penyintas gempa sudah mendapat distribusi logistik berupa beras, mi instan, susu, minyak goreng dan bahan makanan lainnya. Namun warga masih hidup dalam keprihatinan. Mereka belum bisa bebas mandi, cuci kakus, karena aliran air mati di wilayah tersebut, tidak ada penerangan dan pakaian ganti.

Baca Juga:Kembali Bertambah, Jumlah Korban Jiwa Gempa Cianjur Jadi 271

Imas bercerita pernah ingin mengambil pakaian ganti dari dalam rumahnya, namun pintu kamarnya tidak bisa terbuka, ditambah gempa susulan yang terjadi Rabu (23/11) dengan magnitudo 3,9 menambah parah kerusakan rumahnya.

Sudah tiga hari pula Imas masih mengenakan baju seadanya. Ia dan warga lain menjalani hari dengan kepasrahan sambil menunggu bala bantuan.

Menurut Komandan Pleton (Danton) SAR Resimen II Pasukan Pelopor Korp Brimob Ipda Sutrisno, Kampung Rayacina salah satu yang terdampak gempa cukup parah. Hampir semua rumah warga ambruk, sehingga warga memilih mengungsi di pinggiran jalan tak jauh dari rumahnya.

Mereka mendirikan tenda seadanya, untuk berlindung dari panas, hujan dan juga angin.

Pendistribusian bantuan ke Kampung Rawacina membutuhkan usaha lebih, karena bangunan rumah-rumah warga yang ambruk mempersempit ruang jalan yang hanya bisa dilalui satu unit kendaraan roda empat.

Baca Juga:Cerita Dramatis Bocah Azka, Ditemukan Selamat Usai Tiga Hari Tertimbun Reruntuhan Gempa Cianjur

Selain itu, ada longsor akibat kali Rawacina yang meluap karena alirannya tertutup bangunan rumah warga yang ambruk, sehingga mengalir menutupi jalan dan membuat tanah di pinggir jalan amblas.

Akses jalan itu salah satu jalan yang menghubungkan Jalan Raya Nagrak ke Kampung Rawacina yang sejak gempa terjadi kemacetan parah karena padatnya pergerakan masyarakat dan relawan evakuasi yang melakukan penyelamatan ke Kecamatan Cugenang.

Polri melalui tim SAR Resimen II Pasukan Pelopor Korp Brimob mendistribusikan bantuan tenda pleton ke Kampung Rawacina, dan puluhan paket bantuan logistik untuk warga terdampak.

Namun, selain tenda dan bahan makanan, warga membutuhkan air bersih untuk mandi, cuci, kakus, serta perlengkapan obat-obatan, seperti pereda sakit atau nyeri dan balsem, terpal, selimut serta pakaian ganti.

Imas mengaku belum mendapatkan informasi terkait bantuan gempa bagi warga yang rumahnya ambruk apakah akan dapat diganti atau tidak. Namun, ia berharap bisa membangun kembali rumahnya dan menjalani hidup seperti sedia kala seperti sebelum diguncang gempa.

Dari laporan BMKG, gempa bumi terjadi pukul 13.21 WIB, Senin, 21 November 2022. Gempa berpusat di 10 km arah barat daya dari Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, dengan kedalaman gempa 10 km. Gempa tidak berpotensi tsunami.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini