Bekerja sebagai TKI di Riyadh membuatnya fasih berbahasa Arab. Pelajaran ini yang diajarkannya kepada murid-murid.
Menanti bantuan
Hari ketiga setelah gempa, Imas dan puluhan, bahkan ratusan warga di Kampung Rawacina menantikan bantuan, utamanya hunian, karena hampir 90 persen permukiman warga rusak parah diguncang gempa.
Hampir semua penyintas gempa sudah mendapat distribusi logistik berupa beras, mi instan, susu, minyak goreng dan bahan makanan lainnya. Namun warga masih hidup dalam keprihatinan. Mereka belum bisa bebas mandi, cuci kakus, karena aliran air mati di wilayah tersebut, tidak ada penerangan dan pakaian ganti.
Baca Juga:Kembali Bertambah, Jumlah Korban Jiwa Gempa Cianjur Jadi 271
Imas bercerita pernah ingin mengambil pakaian ganti dari dalam rumahnya, namun pintu kamarnya tidak bisa terbuka, ditambah gempa susulan yang terjadi Rabu (23/11) dengan magnitudo 3,9 menambah parah kerusakan rumahnya.
Sudah tiga hari pula Imas masih mengenakan baju seadanya. Ia dan warga lain menjalani hari dengan kepasrahan sambil menunggu bala bantuan.
Menurut Komandan Pleton (Danton) SAR Resimen II Pasukan Pelopor Korp Brimob Ipda Sutrisno, Kampung Rayacina salah satu yang terdampak gempa cukup parah. Hampir semua rumah warga ambruk, sehingga warga memilih mengungsi di pinggiran jalan tak jauh dari rumahnya.
Mereka mendirikan tenda seadanya, untuk berlindung dari panas, hujan dan juga angin.
Pendistribusian bantuan ke Kampung Rawacina membutuhkan usaha lebih, karena bangunan rumah-rumah warga yang ambruk mempersempit ruang jalan yang hanya bisa dilalui satu unit kendaraan roda empat.
Baca Juga:Cerita Dramatis Bocah Azka, Ditemukan Selamat Usai Tiga Hari Tertimbun Reruntuhan Gempa Cianjur
Selain itu, ada longsor akibat kali Rawacina yang meluap karena alirannya tertutup bangunan rumah warga yang ambruk, sehingga mengalir menutupi jalan dan membuat tanah di pinggir jalan amblas.