Selama enam hari, suasana pada malam hari masih gelap gulita, dengan penerangan seadanya yang hanya ada di tenda pengungsian.
Ditambah lagi, frekuensi hujan yang cukup sering dan lebat, serta gempa susulan juga mempersulit warga untuk mendapatkan bantuan, serta bertahan di tenda-tenda yang dibangun dengan terpal seadanya.
"Air sulit juga, soalnya kebanyakan sudah nggak bisa terpakai lagi, jadi akhirnya terkendala air bersih. Maksudnya untuk MCK (mandi, cuci, kakus), begitu," ujar Yani.
Baca Juga:Rayakan Hari Ulang Tahun Kedelapan, Komunitas Toyota Wish Galang Dana untuk Korban Gempa Cianjur