Dihadiri Ratusan Ulama, Habib Rizieq Shihab Restui Hasil Ijtima Ulama Dukung AMIN

Capres dan Cawapres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin (AMIN) hadir untuk memenuhi undangan kegiatan Ijtima' Ulama dan Tokoh Nasional.

Hairul Alwan
Sabtu, 18 November 2023 | 19:59 WIB
Dihadiri Ratusan Ulama, Habib Rizieq Shihab Restui Hasil Ijtima Ulama Dukung AMIN
Calon presiden dan calon wakil presiden dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan (kiri) dan Muhaimin Iskandar (kanan) menunjukkan nomor hasil undian pada Rapat Pleno Terbuka Pengundian dan Penetapan Nomor Urut Pasangan Capres dan Cawapres Pemilu Tahun 2024 di Gedung KPU, Jakarta, Selasa (14/11/2023). [ANTARA FOTO/Galih Pradipta]

Dikatakannya, melalui Ijtima' Ulama dan Tokoh Nasional ini secara bersama mencari solusi pergantian kepemimpinan.

“Mengingat peristiwa 2019 telah diadakan ijtima' ulama hingga 4 kali di bawah kepemimpinan Habib Rizieq Shihab dan telah menghantarkan Anies Rasyid Baswedan menjadi gubernur DKI Jakarta. Terlebih lagi Capres dan Cawapres Anies dan Cak Imin berjanji akan istiqomah dan tetap akan berdiskusi dengan para ulama apabila akan mengambil keputusan,” paparnya.

Visi Misi AMIN

Sementara itu, Anies dan Cak Imin cukup panjang memaparkan visi misi mereka di hadapan hadirin.

Baca Juga:Digelar di Komplek Az-Zikra Bogor, Kenapa Ijtima Ulama Cuma Undang AMIN?

Selain mengisahkan sejarah kebangkitan bangsa, Anies-Cak Imin menyoroti tajam tentang kondisi negara ini yang masih jauh dari keadilan, yang ditandai dengan adanya ketimpangan di berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Kami berdua membawa visi berikutnya, Indonesia harus satu kemakmuran dan keadilan. Salah satu tanda ketidakadilan itu adalah ketimpangan. Ketimpangan itu mengeringkan hutan. Hutan tidak bisa terbakar jika basah,” katanya.

Ketimpangan di Indonesia, kata Anies, bisa dilihat dari fakta indeks SDM. Jawa dan Sumatera warnanya putih.

Sisanya Kalimantan, Sulawesi, NTT, Maluku, Papua, warna kuning. IPM di Jawa dan Sumatera tahun 2013 itu 69. Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara dan lain-lain tahun 2023 indeksnya 69. Mereka tertinggal 10 tahun dari Jawa dan Sumatera. Jedanya, selisihnya, 10 tahun.

“Pembangunan adalah membangun manusianya, bukan membangun jalannya, bukan membangun barang-barang yang bisa difoto. Pembangunan adalah membuat manusia yang berakhlakul karimah, membangun manusia yg kompeten, membangun manusia yang bisa hidup mandiri. Pembangunan tentang manusia, bukan tentang infrastruktur. Maka kami akan meluruskan pembangunan ini,” bebernya.

Baca Juga:Gibran Siap Hadapi Mahfud MD dan Cak Imin Saat Debat Nanti

Anies menyebut pemerataan pembangunan harus jadi perhatian.

“Membesarkan kue itu baik, tapi membaginya itu lebih baik lagi. Terkadang kita berfikir untuk membuat kue yabg besar, itu betul, tapi kalau yang menikmati hanya sebagian (itu) salah besar. Apalagi kuenya besar tenaga kerjanya bukan lokal, lebih salah lagi. Jadi jangan kita konsentrasi membesarkan kue (tapi) lupa membagi. Ketika lupa membagi siapa yang lebih tertinggal? Adalah yang di tengah dan di bawah,” papar dia.

Menurut Anies, pendekatan strategi pembangunan harus digeser dari selama ini sektoral menjadi teritorial.

“Jangan disamakan untuk wilayah Sulawesi kebutuhannya beda dengan Jawa, untuk Papua beda dengan Nusa Tenggara, beda dengan Kalimantan. Selama ini rencana pembangunan dibuat nasional tanpa membedakan per wilayah, ke depan kita akan membedakan berbasis teritori,” papar dia.

Tegakkan Keadian Hukum

Anies dan Cak Imin juga menyoroti persoalan hukum di negeri ini. Ditegaskannya bahwa penting untuk bisa mengembalikan kewibawaan pengadilan dan penegakan hukum dan tidak ada kriminalisasi kepada siapapun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini