Update Kondisi Kesehatan Korban Keracunan MBG di Bogor

Korban keracunan makan bergizi gratis di Kota Bogor, Jawa Barat sendiri kembali bertambah menjadi 213.

Andi Ahmad S
Rabu, 14 Mei 2025 | 07:53 WIB
Update Kondisi Kesehatan Korban Keracunan MBG di Bogor
Salah satu korban keracunan MBG di Bogor [Suarabogor/HO/Pemkot Bogor]

SuaraBogor.id - Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim menyampaikan kondisi siswa yang masih menjalani perawatan akibat keracunan makan bergizi gratis berangsung membaik.

Menurutnya, sejauh ini kondisi siswa yang masih menjalani perawatan ada sebanyak 12 anak. Mereka tersebar di beberapa Rumah Sakit yang ada di Kota Bogor.

"Kondisinya berangsur membaik dan sebagian itu memang keluhannya sama, badannya masih lemas, kemudian juga ada masih mual, masih pusing," katanya kepada wartawan, Selasa 13 Mei 2025.

Korban keracunan makan bergizi gratis di Kota Bogor, Jawa Barat sendiri kembali bertambah menjadi 213.

Baca Juga:Semua RSUD di Kabupaten Bogor Bakal Ganti Nama

Korban menjadi 213 orang dari data sebelumnya 171 orang baik dari siswa maupun guru yang tersebar di 6 sekolahan di Kota Bogor.

"Sejauh ini terakhir menjadi 213," ungkap Dedie A Rachim.

Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor bersama Badan Gizi Nasional (BGN) memastikan penanganan dugaan keracunan makanan dari salah satu dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di wilayah Kelurahan Sukadamai, Kecamatan Tanah Sareal terus berjalan.

Kepastian itu ditegaskan Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, bersama Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, saat menjenguk siswa yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor, Sabtu (10/5/2025) malam.

Atas kejadian ini, Pemkot Bogor telah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB).

Baca Juga:Korban Keracunan MBG di Bogor Bertambah, 213 Orang Dirawat

Penanggulangan KLB adalah upaya yang dilakukan untuk menangani penderita, mencegah perluasan, dan mencegah timbulnya penderita baru pada suatu KLB yang sedang terjadi.

Upaya yang dilakukan mencakup berbagai tindakan, mulai dari pengobatan dan pencegahan hingga penyelidikan epidemiologi dan kesiapsiagaan.

"Kita pastikan mereka yang terkena dampak ini, biaya medisnya ditanggung Pemkot Bogor," ujar Dedie Rachim setibanya di RSUD pasca Munas ke-VII APEKSI di Surabaya.

Selain itu, untuk memastikan dugaan keracunan, Pemkot Bogor juga akan memeriksa asal muasal kejadian tersebut, apakah bersumber dari SPPG atau dari sumber lain.

Di samping itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor telah melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) lanjutan pada 13 sekolah bersama puskesmas dan berkoordinasi dengan rumah sakit, serta Labkesda untuk pemeriksaan sampel muntahan pasien, pengambilan sampel air minum isi ulang sebanyak 2 liter, sampel usap tray sebanyak 1 buah, sampel usap wadah makanan sebanyak 1 buah, dan sampel usap dubur penjamah makanan sebanyak 2 orang.

"Insyaallah besok sudah ada hasilnya (pemeriksaan laboratorium), dan kita akan diskusikan dengan BGN. Yang pasti, kita ingin anak-anak tetap senang dan tetap bahagia menerima langsung MBG ini tanpa ada ketakutan, tanpa ada ragu-ragu lagi," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak