SuaraBogor.id - Pengakuan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor bahwa beras oplosan marak beredar hingga ke supermarket membuat konsumen harus ekstra waspada. Praktik culas mencampur beras medium dengan beras premium, lalu menjualnya dengan harga tinggi, adalah penipuan yang merugikan.
Jangan hanya percaya pada kemasan dan label 'premium' yang mengkilap. Sebagai konsumen cerdas, Anda bisa melindungi diri sendiri dan keluarga dengan mengenali ciri-ciri fisik beras oplosan. Ini adalah panduan praktis untuk membedakan mana beras asli dan mana yang palsu.
Berdasarkan temuan di lapangan dan praktik umum pengoplosan, berikut adalah ciri-ciri yang harus Anda perhatikan:
Warna Butiran Tidak Seragam (Belang-Belang)
Baca Juga:Wajah Baru Tegar Beriman: Selamat Tinggal Ngeri Nyeberang, Pemkab Bogor Siapkan 3 JPO Modern
Ini adalah tanda paling mudah dikenali. Ambil segenggam beras dan perhatikan warnanya di bawah cahaya terang.
- Beras Asli (Premium): Umumnya memiliki warna putih susu yang merata dan terlihat bening atau sedikit transparan.
- Beras Oplosan: Warnanya tidak seragam. Anda akan melihat campuran butiran putih susu dengan butiran yang lebih kusam, keruh, atau kekuningan. Tampilan "belang-belang" ini adalah indikasi kuat adanya pencampuran.
2. Ukuran dan Bentuk Tidak Konsisten
Beras berkualitas baik biasanya berasal dari satu jenis padi yang sama, sehingga ukuran dan bentuknya cenderung konsisten.
- Beras Asli: Butirannya seragam, baik dari segi panjang maupun ketebalannya.
- Beras Oplosan: Terlihat campuran antara butiran yang panjang dan utuh dengan butiran yang lebih pendek, gemuk, atau bahkan ada patahan-patahan kecil (broken rice) dalam jumlah tidak wajar.
3. Aroma Apek atau Berbau Kimia
Indra penciuman Anda adalah alat deteksi yang ampuh. Cium aroma beras sebelum membeli atau memasaknya.
Baca Juga:Wajah Baru Puncak: 'Suntik Mati' Kemacetan, Pemkab Bogor Siapkan Gebrakan Besar-besaran
- Beras Asli: Mengeluarkan aroma khas gabah atau wangi pandan alami (untuk jenis tertentu) yang segar.
- Beras Oplosan: Seringkali beraroma apek atau lembap karena mencampur beras lama dengan yang baru. Lebih parah lagi, beberapa oknum menggunakan pemutih atau pewangi buatan, sehingga tercium bau kimia yang aneh dan menyengat.
4. Tes Sederhana dengan Air
Saat dicuci, beras oplosan sering menunjukkan perilaku yang berbeda.
Beras Asli: Air cucian pertama mungkin sedikit keruh karena tepung alami, namun akan cepat bening pada cucian kedua atau ketiga.
Beras Oplosan: Air cucian bisa jadi sangat keruh dan butuh berkali-kali bilas untuk bening. Jika dicampur dengan beras sintetis (plastik), beberapa butiran mungkin akan mengapung, tidak tenggelam seperti beras asli.
5. Tekstur Nasi Setelah Dimasak
Hasil akhir adalah penentu segalanya. Nasi dari beras oplosan seringkali mengecewakan.