Jalan yang Ditinggalkan 79 Tahun Akhirnya Tersentuh! Bupati Bogor Rela Pangkas Anggaran

Untuk memastikan proyek ini tidak terhambat birokrasi yang berbelit, Pemkab Bogor mengambil jalur cepat dengan menggandeng TNI melalui skema Karya Bakti bersama Kodim 0621

Andi Ahmad S
Kamis, 24 Juli 2025 | 22:13 WIB
Jalan yang Ditinggalkan 79 Tahun Akhirnya Tersentuh! Bupati Bogor Rela Pangkas Anggaran
Proses pembangunan jalan di Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. ANTARA

SuaraBogor.id - Sebuah penantian yang lebih tua dari usia Republik Indonesia itu sendiri akhirnya berakhir. Warga Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, kini bisa bernapas lega.

Jalan di desa mereka, yang konon tidak pernah tersentuh aspal pembangunan sejak sebelum Indonesia merdeka, akhirnya dibangun melalui gebrakan tegas Bupati Bogor, Rudy Susmanto.

Ini bukan proyek biasa. Ini adalah jawaban atas tangisan puluhan tahun dari sebuah desa yang seolah terisolasi di tanahnya sendiri. Untuk mewujudkannya, Rudy Susmanto tak segan memotong anggaran belanja lain yang dianggap kurang mendesak.

Untuk membangun Jalan Nirmala sepanjang 18,5 kilometer ini, dana sebesar Rp20 miliar digelontorkan dari APBD 2025. Dana tersebut didapat melalui realokasi anggaran belanja yang dinilai kurang penting, sebuah langkah berani yang dimungkinkan oleh Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Percepatan Pembangunan Daerah.

Baca Juga:Lupakan Citra Lama, Hambalang Kini Bangkit Jadi Pusat Ekonomi Baru Lewat Koperasi Merah Putih

Bagi Rudy, ini adalah bentuk nyata kehadiran negara di daerah terpencil dan menjadi prioritas utama.

"Jalan kami bangun untuk memudahkan akses masyarakat. Ini adalah hal mendasar untuk menggerakkan ekonomi lokal," kata Rudy dilansir dari Antara, Kamis 24 Juli 2025.

Untuk memastikan proyek ini tidak terhambat birokrasi yang berbelit, Pemkab Bogor mengambil jalur cepat dengan menggandeng TNI melalui skema Karya Bakti bersama Kodim 0621 dan Korem 061.

Mekanisme ini dipilih untuk memangkas waktu, karena tidak memerlukan proses lelang atau penyusunan dokumen teknis yang panjang.

"Jika komitmen ini dijaga bersama, Insyaallah pembangunan jalan akan dimulai dua minggu lagi. Target kami, Agustus sudah bisa dinikmati masyarakat," ujar Rudy, menunjukkan optimisme tinggi.

Baca Juga:Didukung Prabowo, Ini 3 Keunggulan Koperasi 'Singkong' Hambalang

Rudy Susmanto menegaskan bahwa proyek monumental ini bukanlah untuk ajang pencitraan 100 hari kerja, melainkan untuk menjawab kebutuhan dasar yang menyangkut nyawa manusia.

"Ini bukan soal pencapaian 100 hari kerja, tapi tentang menjawab kebutuhan dasar masyarakat. Bisa dibayangkan, kalau ada yang sakit atau melahirkan di malam hari, butuh waktu lebih dari tiga jam ke rumah sakit dengan jalan rusak dan tanpa penerangan," ujar Rudy dengan nada serius.

Kesaksian warga membenarkan hal ini. Eman, salah satu penduduk Desa Malasari, mengungkapkan rasa syukurnya yang mendalam.

"Ini yang ditunggu-tunggu sejak dulu. Sekarang jalan mulai bagus, ke RSUD Leuwiliang bisa lebih cepat, dari tiga jam jadi sekitar satu setengah jam," katanya.

Di tengah euforia pembangunan, Rudy memberikan peringatan keras agar kelestarian alam tetap menjadi prioritas. Ia tidak ingin pembangunan ini justru mendatangkan bencana di kemudian hari.

"Jangan sampai Tuhan marah, jangan sampai alam marah. Dampaknya bisa luas kalau kita tidak jaga. Pemerintah hadir, tapi masyarakat juga harus menjaga keseimbangan," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak