Hanya dari Budidaya Jangkrik, Peternak Binaan Indocement Raup Rp10 Juta Sekali Panen, Ini Rahasianya

Di Kompleks Pabrik Citeureup, Indocement menyulap lahan reklamasi pascatambang menjadi pusat pemberdayaan ekonomi. Salah satu kisah sukses datang dari Bapak Suhada

Andi Ahmad S
Kamis, 11 Desember 2025 | 14:57 WIB
Hanya dari Budidaya Jangkrik, Peternak Binaan Indocement Raup Rp10 Juta Sekali Panen, Ini Rahasianya
Peternak memperlihatkan jangkrik hasil budidaya di Peternakan Jangkrik di Bogor Jawa Barat. [Suara.com/Alfian Winanto]
Baca 10 detik
  • Indocement sukses menjalankan program CSR yang fokus pada keberlanjutan dan pemberdayaan ekonomi lokal, melahirkan UMKM tangguh dan beromzet tinggi.

  • Program seperti "Jangkrik BOS" dan pendampingan UMKM kuliner telah memberikan dampak ekonomi nyata, dengan omzet hingga puluhan juta rupiah.

  • Komitmen Indocement pada ESG diakui global; salah satu inisiatifnya memenangkan penghargaan Quarry Life Award di Jerman.

SuaraBogor.id - Isu keberlanjutan dan pemberdayaan ekonomi lokal kini bukan lagi sekadar jargon perusahaan, melainkan aksi nyata yang membawa dampak besar.

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. membuktikan hal tersebut dengan mencetak prestasi ganda melahirkan UMKM tangguh beromzet puluhan juta rupiah di dalam negeri dan menyabet penghargaan bergengsi di tingkat internasional.

Corporate Social Responsibiliy Manager, Gadang Wardono mengatakan langkah strategis Indocement melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) ini menjadi bukti bahwa industri manufaktur besar dapat berjalan beriringan dengan kesejahteraan masyarakat desa mitra dan pelestarian keanekaragaman hayati.

Siapa sangka, budidaya jangkrik bisa menjadi bisnis yang sangat menjanjikan. Di Kompleks Pabrik Citeureup, Indocement menyulap lahan reklamasi pascatambang menjadi pusat pemberdayaan ekonomi. Salah satu kisah sukses datang dari Bapak Suhada, peternak jangkrik di Desa Hambalang, Kabupaten Bogor.

Baca Juga:BRI Dorong Difabel Berdaya Lewat Pelatihan dan Pemagangan

"Melalui program "Jangkrik BOS", Bapak Suhada kini mengelola sembilan jodag dengan kapasitas bibit 3 kg. Hasilnya fantastis, setiap 1 kg telur mampu menghasilkan panen 100–150 kg jangkrik," katanya, Kamis 11 Desember 2025.

Tak main-main, omzet yang dikantongi Bapak Suhada mencapai Rp9–10 juta setiap kali panen. Program ini dinilai sangat efektif dengan nilai Social Return On Investment (SROI) mencapai 2,23.

Artinya, setiap Rp1 investasi sosial yang dikeluarkan perusahaan, menghasilkan manfaat sosial senilai Rp2,23 bagi masyarakat.

Dalam pesan yang diterima SuaraBogor, tak hanya jangkrik, sektor kuliner pun turut didorong naik kelas. Ibu Apriana, pemilik Mamanaa Cake & Bakery di Desa Citeureup, merasakan dampak nyata pendampingan ini.

"Berkat bantuan legalitas, sertifikasi halal, perbaikan packaging, hingga manajemen limbah menjadi kompos, usaha yang dirintis sejak 2017 ini melesat tajam. Saat ini, omzet Mamanaa Cake & Bakery tembus angka Rp75.000.000 per bulan," imbuhnya.

Baca Juga:BRI Rilis Survei UMKM: Sektor Konstruksi dan Pertanian Jadi Penopang Ekspansi Q3-2025

Kabar membanggakan lainnya datang dari kancah global. Komitmen Indocement terhadap lingkungan mendapat pengakuan dunia melalui ajang Quarry Life Award (QLA) yang digelar oleh Heidelberg Materials.

Pada pengumuman pemenang di Heidelberg, Jerman, 27 November 2025 lalu, proposal edukasi karya Faradlina Mufti berhasil menyabet penghargaan internasional kategori Biodiversity & Education Award. Faradlina merupakan juara pertama QLA Indonesia 2025.

Proposalnya yang berjudul “Pendidikan Keanekaragaman Hayati melalui Birdwatching Siswa SMA Negeri 1 Palimanan dan SMA PGRI Palimanan di Kawasan Konservasi Indocement Palimanan, Cirebon” sukses memukau juri internasional.

"Inisiatif ini selaras dengan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) yang dipegang teguh oleh Indocement dan induk perusahaannya, Heidelberg Materials AG," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak