Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Rabu, 12 Mei 2021 | 14:49 WIB
Petugas menghalau sejumlah pemudik motor yang melawan arah untuk menghindari posko penyekatan mudik di Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Minggu (9/5/2021). [ANTARA/Fakhri Hermansyah]

SuaraBogor.id - Puncak arus mudik diprediksi terjadi pada malam kemarin, Selasa (11/5/2021). Berdasarkan pantauan, ribuan kendaraan pemudik baik roda dua dan empat dari pantauan nampak terlihat sesak memadati jalur Pantura Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Berdasarkan informasi dilansir dari Hops.id -jaringan Suara.com, kemacetan pada Selasa malam, salah satunya terjadi di Jalur Pantura. Di sana, kemacetan bahkan hingga mencapai 5 kilometer.

Petugas gabungan dari TNI-Polri dan Dishub pun langsung otomatis melakukan pengetatan dan penyekatan di kawasan Kedung Waringin.

Petugas juga nampak melakukan sistem buka-tutup penyekatan untuk menghindari terjadinya kerumunan yang dapat mengakibatkan penyebaran covid-19.

Baca Juga: Mengenal Alasan Pemudik, Mulai Nikah, Istri Lahiran hingga Orang Tua Sakit

Sementara itu, berdasarkan laporan dikutip Apa Kabar Indonesia Pagi, Rabu 12 Mei 2021, pemudik juga nampak berdesakan di kawasan Karawang pada Selasa tengah malam. Dari pantauan, ribuan pemudik itu didominasi pengendara sepeda motor.

Mereka kemudian terjebak macet panjang. Pemudik nampak terhenti di pos penyekatan Subang. Dari sana, para pemudik kemudian berusaha saling bantu mengangkat sepeda motornya untuk bisa menyebrang trotoar jalan untuk mencari jalan tikus.

Penghindaran ini dilakukan pemudik sesaat sebelum mereka menemui penyekatan di Pos Gamon, Subang, untuk selanjutnya mencari jalan lain. Dari pemantauan, mereka nekat melintasi jalur samping irigasi Tarum Timur, dan mereka pun kemudian berhasil lolos dari pantauan penyekatan petugas.

Pantauan macet pemudik, DPR minta evaluasi

Sementara itu, kepadatan pemudik juga terlihat dari hasil pantauan di Gentong, Tasikmalaya. Menurut petugas penyekatan di Gentong mengatakan, hingga pukul 23.00 WIB sebanyak 5.478 kendaraan telah berhasil mereka periksa kelengkapan datanya.

Baca Juga: Syukur Tak Mujur, Sudah Gagal Mudik, Duit Refund Tiket KA Sebulan Baru Cair

Di mana 77 kendaraan kemudian diminta putar balik, dan 12 di antaranya merupakan kendaraan pribadi. Puluhan mobil itu terpaksa diminta putar balik oleh petugas usai tak bisa menunjukkan surat bebas covid-19.

Peningkatan arus lalu lintas juga disebutkan terjadi pada Selasa malam dari arah Bandung, menuju Tasikmalaya.

Sementara itu, penyekatan pelarangan mudik Lebaran 2021, otomatis berdampak pada munculnya kemacetan panjang di daerah Perbatasan Bekasi-Karawang dan sejumlah wilayah lain. Akibatnya para buruh pabrik yang bekerja di sepanjang jalan tersebut, terpaksa jalan kaki untuk pulang.

Anggota Komisi III DPR RI, Obon Tabroni mengatakan, dengan adanya peristiwa kemacetan panjang tersebut Polisi perlu mengevaluasi kebijakan atau sistem penyekatan.

“Memang (kemacetan panjang) ini sangat berdampak bagi pekerja di sekitar, sudah banyak masuk aduan mengenai itu,” kata Obon.

Dikatakan Obon, wilayah Bekasi Karawang merupakan kawasan industri dengan jalur pantura. Hal ini menjadi salah satu akses untuk mobilisasi pekerja yang pulang dan berangkat kerja.

“Maka itu harus diperhatikan, karena yang melintas bukan pemudik, tapi ada di antara mereka pulang atau berangkat kerja. Keterlambatan bagi mereka, tentunya sangat berdampak pada operasional perusahaan kaitan dengan produktifitas,” terangnya.

Obon berharap, aparat Kepolisian harus menambahkan lebih banyak pos penyekatan agar proses pemeriksaan terindikasi mudik lebih cepat agar tidak menumpuk pada satu titik yang berakibat terjadinya kemacetan parah dan menimbulkan kluster baru virus Corona (Covid-19).

“Pemerintah juga harusnya melakukan sosialisasi lebih awal dan masif agar orang paham kenapa ada pelarangan mudik. Terakhir, peraturan yang dibuat harus adil dan tidak berubah ubah, sehingga tidak membingungkan masyarakat.” tukasnya.

Load More