SuaraBogor.id - Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan, bahwa di seluruh daerah Indonesia masih banyak orang-orang yang merusak pembangunan salah satunya di Kota Bogor.
Bima Arya menjelaskan, bahwa membangun kota dan negara tidak cukup hanya dengan membangun infrastruktur, namun juga perlu membangun kultur sumber daya manusia (SDM) agar tidak merusak pembangunan.
“Untuk itu, pembangunan infrastruktur atau fisik harus diiringi pembangunan kultur dan manusianya,” kata Bima Arya.
Jika diperhatikan, katanya, banyak kota di Indonesia terlihat keren secara fisik dan memiliki teknologi canggih, tapi bisa hancur dan bisa mundur dirusak oleh manusia.
Sejarah itu berulang dari dahulu sampai sekarang, yang membangun manusia dan yang merusak pun manusia. Banyak pemimpin yang gagal membangun manusia, karena abai membangun kultur.
Ia mengatakan hal ini juga menjadi pesan bagi 136 kader Pemantapan Pelatihan Kader Penyuluh Wawasan Kebangsaan di Green Forest Bogor yang berlangsung Senin (14/3).
Bima mencontohkan sejak 2014 Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor membangun dan memperbaiki taman-taman, pedestrian, ruang terbuka dan lainnya, karena itu adalah hak untuk semua dan kota ini milik semua. Namun, dalam perjalanannya apa yang sudah dibangun dan diperbaiki dalam satu atau dua pekan di corat-coret oleh oknum vandalisme, seperti lorong bawah tanah.
“Bung Karno dan Pak Harto mengikat bangsa Indonesia selama puluhan tahun dengan pemikiran kebangsaan. Tidak mudah merumuskan Pancasila, panjang perdebatannya dan selesai ketika republik ini didirikan," katanya.
Bima mengatakan Indonesia itu begitu beragam, Pancasila dan UUD 1945 ada untuk mempersatukan dan sudah selesai di tahun 1945, jika ada yang ingin mengoyak, menanyakan lagi serta menafsirkan lain, itu berarti keluar dari rel perjalanan bangsa Indonesia.
Baca Juga: Janin Manusia Ditemukan di Septic Tank Hotel Bogor, Polisi Periksa Resepsionis Hingga Office Boy
Bagi Bima Arya menguatkan rasa kebangsaan tidak harus ikut penataran, tidak harus dicekoki oleh hal-hal yang sifatnya formal. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan menyaksikan dokumentasi atau film-film kebangsaan yang menceritakan perjuangan para pendahulu dan pendiri bangsa, seperti Ahmad Dahlan, HOS Cokroaminoto atau tokoh lainnya.
“Film-film kebangsaan itu keren dan inspiratif, menguatkan rasa kebangsaan kita," katanya. [Antara]
Berita Terkait
-
Cara Pertamina Group Cetak SDM Berkualitas
-
Jelang Debat Perdana Pilwalkot Bogor, Dedie A Rachim: Kita Harus Siap Setiap Saat
-
Jadi Visi Besar Prabowo, Ini 3 Jurus Mendagri Tito Demi Genjot Kapasitas ASN
-
Kementerian PANRB Dukung Penguatan Tata Kelola Organisasi Kementerian PKP
-
PLN Kirim 1.700 Pegawai Belajar EBT, Siapkan SDM Kompeten Untuk Transisi Energi
Terpopuler
- Respons Sule Lihat Penampilan Baru Nathalie Tuai Pujian, Baim Wong Diminta Belajar
- Berkaca dari Shahnaz Haque, Berapa Biaya Kuliah S1 Kedokteran Universitas Indonesia?
- Pandji Pragiwaksono Ngakak Denny Sumargo Sebut 'Siri na Pace': Bayangin...
- Jordi Onsu Terang-terangan Ngaku Temukan Ketenangan dalam Islam
- Beda Penampilan Aurel Hermansyah dan Aaliyah Massaid di Ultah Ashanty, Mama Nur Bak Gadis Turki
Pilihan
-
Freeport Suplai Emas ke Antam, Erick Thohir Sebut Negara Hemat Rp200 Triliun
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaik November 2024
-
Neta Hentikan Produksi Mobil Listrik Akibat Penjualan Anjlok
-
Saldo Pelaku UMKM dari QRIS Nggak Bisa Cair, Begini Respon Menteri UMKM
-
Tiket Kereta Api untuk Libur Nataru Mulai Bisa Dipesan Hari Ini
Terkini
-
Pemkab Bogor Luncurkan Sistem "Si Aktif Bogor" untuk Tingkatkan Pemberdayaan Perempuan
-
Diduga Ketahuan Selingkuh, Candra Kusuma Langsung Datang ke Istri Pertama di Surabaya
-
Mau Ikut BRI Fellowship Journalism 2025 yang Didukung Penuh Dewan Pers? Cek Syaratnya!
-
BRI Fokus pada Keamanan Data Nasabah, Salah Satunya dengan Operasikan Security Operation Center
-
Pesta Rakyat ala Dedie-Jenal, Warga Bogor Banjiri Lapangan Mulyaharja