Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Rabu, 06 Desember 2023 | 14:05 WIB
Ilustrasi tawuran Pelajar (Antara)

SuaraBogor.id - Kasus pembunuhan terhadap Muhammad Bintang Satria (16), siswa SMK Golden Ciampea, Kabupaten Bogor oleh tiga siswa SMK Pandu mendapatkan sorotan dari banyak pihak.

Salah satunya warga bernama Anggereksa membuat petisi di change.org pada 3 Desember 2023 untuk meminta pemerintah mencabut dan menutup SMK Pandu karena telah membunuh pelajar pada Jumat (1/12/2023) lalu.

Petisi itu didukung oleh sebanyak 1.303 orang hingga pukul 13:00 WIB Rabu 6 Desember 2023. Per hari ini, ada 302 yang turut menandatangani petisi penutupan SMK Pandu pada laman tersebut.

Sejumlah komentar pun disampaikan dalam petisi tersebut untuk mendukung penutupan SMK Pandu yang berlokasi di Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor.

Baca Juga: Gadis Cantik di Bogor Tewas di Ruko Kosong, Alung Mengaku Tidak Ada Niat Membunuh Wulan

"Tutup saja, setiap tahunnya sangat meresahkan masyarakat, terlebih lagi pribumi yang tinggal satu kawasan dengan sekolah tersebut," kata akun Muhammad Wildan Dzaki.

Pelaku pembunuhan siswa di Ciampea Bogor dipajang Polres Bogor [Egi/Suara.com]

"SMK pandu sudah banyak menelan korban sejak dulu. Ada yang kuping nya putus. Perutnya robek. Bahkan hampir saja adik saya jadi korban dari sekolah lain," papar akun Agus Nurmuhammad.

Kantor Cabang Dinas (KCD) Jawa Barat Wilayah I Kabupaten Bogor akan melakukan analisis soal penutupan SMK Pandu tersebut.

"Penutupan sekolah itu tidak serta merta dari satu indikator, nanti kita bikin analisis, indikator apa saja yang membuat sekolah tersebut bisa ditutup," kata analis KCD Wilayah I Kabupaten Bogor Ade Maulana.

Ia menyebut, akan memberikan sanksi administratif dan moril kepada sekolah SMK Pandu yang muridnya membunuh Muhammad Bintang Satria, murid SMK Golden Ciampea.

Baca Juga: Kembali Telan Korban Jiwa, Warga Banyuresmi Tewas Terseret Arus Sungai Cianten

"Tapi secara saknsi administratif dan moril sekolah yang teridikasi banyak tauran dengan sendirinya nilainya jelek," papar dia.

Atas kejadian itu, lanjut Ade, masyarakat Kabupaten Bogor bisa lebih menilai sekolah mana yang layak untuk dijadikan tempat pendidikan anak mereka.

"Artinya masyarakat pun pasti akan tahu bawa memang tidak akan menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut. Memang berat sekali untuk sekolah tersebut yang teridikasi sekolah yang sering tawuran," tutup dia.

Sosok Almarhum Muhammad Bintang Satria

Muhammad Bintang Satria (16), korban pembunuhan di Pasar Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat oleh tiga siswa SMK Pandu memiliki latar belakang yang agamis. Ia merupakan penghafal Al-Quran.

Korban pembunuhan di Pasar Ciampea, Muhammad Bintang Satria (Suarabogor.id/egiabdulmugni)

Kakak Kandung Muhammad Bintang Satria, Bunga Kemelia menyebut bahwa Bintang adalah seorang penghafal Al-Quran sejak ia mondok di di pondok pesantren Miftahul Huda 4 Bogor.

"Sudah hafal tiga Juz, mau mengejar Juz lima," kata Bunga Kamelia kepada Suarabogor.id, Selasa (5/12/2023).

Bintang bahkan belum satu tahun merasakan bangku SMA. Ia meneruskan sekolah ke SMK Golden Ciampea dengan hafalan Al-Quran yang dimilikinya.

"Almarhum baru 5 bulan masuk sekolah juga," singkat dia.

Ia bahkan dikenal sebagai sosok yang tidak pernah bermasalah baik dalam kehidupan keluarga maupun di lingkup sekolah dan teman seumurannya.

"Anaknya nurut a, baik alhamdulilah, ikhlasan orangnya gak pernah marah," papar dia.

Keluarga korban terpukul atas meninggalnya sosok Muhammad Bintang Satria. Selain karena tidak memiliki kesalahan apapun kepada pelaku, Bintang juga merupakan anak laki-laki satu-satunya.

"Saya kakak pertama, almarhum anak kedua dan punya adik perempuan satu. Jadi almarhum anak laki-laki satu-satunya," jelasnya.

Kontributor : Egi Abdul Mugni

Load More