SuaraBogor.id - Puluhan warga di Desa Pedurenan, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, menggelar aksi unjuk rasa di depan sebuah pabrik peternakan ayam.
Warga meminta kepada pemilik peternakan ayam untuk setop operasional pabrik, lantaran berdampak buruk untuk lingkungan dan kesehatan.
Ratusan warga yang terdiri dari ibu-ibu dan pemuda melakukan aksi di depan pintu gerbang peternakan ayam. Mereka membawa spanduk dengan berbagai tulisan memprotes keberadaan ternak.
Warga meminta operasional ternak ditutup permanen. Sebab bau menyengat hingga banyaknya lalat yang berasal dari peternakan sangat mengganggu warga.
Di lokasi, petugas kepolisian dan Satpol PP menjaga jalannya aksi. Aksi berjalan tertib dan aman.
“Kita menolak terkait perpanjangan izin, baik itu bentuk izin lingkungan maupun izin usaha. Kita mengaspirasikan masyarakat disini untuk menutup kandang ternak yang sudah banyak sekali merugikan warga,” kata Koordinator aksi sekaligus anggota karang taruna Desa Pedurenan, Yoga Febriantala.
“Banyak sekali keluhannya, mulai dari polusi udara, lalat yang sering datang ke rumah, setiap hari rumah-rumah warga itu penuh lalat yang datangnya dari ternak. Belum lagi bau menyengat dari kandang yang sangat mengganggu warga,” imbuhnya.
Selain itu, kata Yoga, keberadaan ternak ayam dalam skala besar harus jauh dari pemukiman. Sementara keberadaan ternak di Desa Pedurenan hanya sekitar 10 meter dengan pemukiman warga.
“Selain itu diatur juga kan dalam undang-undang, seharusnya jarak antara peternakan dan pemukiman. Kalau disini kan jarak dengan pemukiman warga itu hanya sekitar 10 meter dan posisinya berada di tengah pemukiman,” kata Yoga.
Baca Juga: Sambil Sebut Ganjar-Mahfud Saat Debat, Gibran: Gus Muhaimin Ini Lucu
“Ini sudah berpuluh puluh tahun terjadi, makanya hari ini masyarakat diwakili teman-teman yang ada disini ingin menyampaikan aspirasi bahwa kami ingin peternakan ini ditutup. Penderitaan warga disini sudah lama terjadi, ternak ini saja berdiri sejak 1984-an, bayangkan betapa lama warga tersiksa bau dan lalat,” katanya.
Yoga menyebut, perwakilan warga dan Pemerintah Desa Pedurenan sempat bertemu dengan pihak peternakan untuk mediasi. Dalam pertemuan itu, pihak pemilik menyatakan siap menghentikan operasional peternakannya.
“Tadi sempat ada pertemuan, yang hadir dari perwakilan Karang Taruna, dari warga diwakili Ketua RT, ada dari pihak pemerintah desa juga. Setelah mendegarkan aspirasi, pemilik ternak siap menghentikan operasional ternaknya, tapi dia minta waktu 30 hari untuk kemas-kemas barang. Pernyataan itu disaksikan semua yang hadir disitu,” kata Yoga.
Terpisah, Waka Polsek Gunung Sindur AKP Lukito Sadoto mengatakan, dari hasil mediasi pihak perusahaan telah bersedia menutup operasional peternakan ayam tersebut.
“Namun untuk detailnya nanti pihak perusahaan akan mengajak perwakilan warga terdampak, musyawarah di kantor desa setempat,” kata dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Pede Tingkat Dewa atau Cuma Sesumbar? Gaya Kepemimpinan Menkeu Baru Bikin Netizen Penasaran
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
Terkini
-
Bukan Cuma Musibah, Ini 3 Fakta Mengerikan di Balik Ambruknya Sekolah di Bogor
-
Lagi, Sekolah di Bogor Ambruk! Alarm Bahaya Kualitas Bangunan Mengancam Nyawa Siswa
-
Ketua DPRD Apresiasi Kegiatan RRI Fest Bertema Lebih Sehat, Lebih Hijau, Lebih Berbudaya
-
Detik-detik Horor di SMKN 1 Cileungsi: Atap Ambruk Saat Belajar, Puluhan Siswa Dilarikan ke RS
-
DPRD Kota Bogor Tutup Masa Sidang ke-3 Tahun 2025, Sampaikan Laporan Kinerja dan Reses