Andi Ahmad S
Ilustrasi Marwan Menangis Sendiri, Bocah Sakit di Bogor Tak Tersentuh Bantuanegi. [Dok.Antara]

"Kalau bantuan semacam beras ada, pertama waktu korona tiga kali ada, BPJS mereka yang buatin waktu masih ada Almarhum kakanya kades (kesra 1) diurusin juga sama pa RW, tapi sekarang dari pihak desa memang belum ada," jelas dia.

Ketidakpercayaan Mansur kepada pemerintah ditambah saat ada pihak pemerintah kembali melakukan assesment terhadap Marwan setelah kasus Marwan ramai. Assesment yang dilakukan oleh pihak pemerintah itu seperti meyakinkan Marwan akan mendapatkan janji kembali.

"Tadi ibu yang dateng kesini udah pernah kesini, tapi ga ada bantuannya ngajuin doang, ditanya, susu pempers sehari berapa gitu doang tapi udah gitu doang gak ada lagi," jelas dia.

Mansur seakan iri terhadap masyarakat di Desa lain yang mengalami masalah khusus, serupa dengannya. Mansur membandingkan kepedulian desa lain kepada orang-orang membutuhkan.

Baca Juga: SPPG Tahan Sareal Hanya Beri Susu Jika Ada 'Untung' dari Pembelian Bahan Baku Lainnya

Ia bahkan menyindir Kades Deden yang acapkali mengatasi permasalahan masyarakat berdasarkan ramai atau tidaknya di media sosial dan media massa.

"Kalau dibandingin sama desa lain mungkin desa lain pada merhatiin, Tuhan tahu lah cara kerjanya gimana, kalo ga ada media juga gak bangun dia," cetus dia.

Marwan yang merupakan muadzin masjid sekitar itu pun menyakini bahwa perbantuan Tuhan akan lebih baik daripada bantuan dari pemerintah yang membantu karena kasusnya ramai di media.

"Kalau untuk keluarga kita sedapetnya aja dari keluarga, kalau ada sedekah, hajatan, syukuran kadang sukah ngasih kalo penghasilan pribadi ya gak ada," jelas dia.

Kontributor : Egi Abdul Mugni

Baca Juga: Hari Pertama MBG di Bogor Diwarnai Kekecewaan, Siswa Tidak Dapat Susu dan Daging Sesuai Harapan

Komentar

Load More