SuaraBogor.id - Klub kebanggaan warga Bogor, Jawa Barat yakni Persikabo semakin merana. Penyebab utama adalah anjloknya prestasi Persikabo 1973 setelah turun kasta di Liga 1 ke Liga 2.
Kini Persikabo mengalami penurunan usai turun kasta ke Liga 3 pada musim 2025/2026.
Hal ini tentunya memicu gejolak tak mengenakkan dari suporter Kabomania.
Menanggapi kondisi ini, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Kabupaten Bogor, Asnan AP, menilai perlunya pembenahan menyeluruh dalam manajemen Persikabo.
Ia menegaskan, pemerintah daerah tetap mendukung, namun dukungan tersebut harus diimbangi dengan perbaikan internal.
"Kami tentu mendukung, tapi Persikabo harus dibenahi dulu. Jangan sampai dukungan diberikan, namun manajemennya tidak maksimal," ujar Asnan, dilansir dari Metropolitan -jaringan Suara.com.
Asnan juga berharap ke depan Persikabo dipimpin oleh sosok asal Kabupaten Bogor yang memahami dunia sepak bola lokal.
"Saya ingin yang memimpin Persikabo adalah orang Bogor yang paham sepak bola. Untuk pemain, meskipun boleh campuran, tetap harus mempertahankan identitas lokal," tambahnya.
Senada dengan itu, Dirjen Ojjo Kabomania, Samsul Teguh Putra, juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap manajemen Persikabo saat ini. Ia menyebut berbagai persoalan, seperti pemindahan homebase dan penjualan pemain kunci, sebagai penyebab utama merosotnya prestasi klub.
Baca Juga: Bupati Bogor Rudy Susmanto Terima Penghargaan TNI AD Atas Suksesnya TMMD ke-123
"Kami tidak puas dengan manajemen sekarang. Banyak masalah, termasuk homebase yang berpindah-pindah dan penjualan pemain penting," ungkap Samsul.
Ia menekankan, sebelum Persikabo berkompetisi di Liga 3, seluruh masalah internal, terutama terkait hak-hak pemain, ofisial, dan staf, harus diselesaikan.
"Sebelum masuk Liga 3, kami ingin semua permasalahan internal dibereskan dulu, khususnya soal tunggakan gaji pemain dan staf," tegasnya.
Kini, Persikabo 1973 — yang dikenal dengan warna hijau dan lambang dua kujang — dihadapkan pada tantangan besar untuk bangkit dari keterpurukan dan mengembalikan kejayaannya di kancah sepak bola nasional.
Sejarah
Persikabo 1973 memiliki sejarah panjang sebelum menjadi tim sepak bola profesional saat ini. Ketika pertama kali berdiri pada tahun 2015, Persikabo 1973 bernama PS TNI (Persatuan Sepak bola Tentara Nasional Indonesia) yang merupakan tim sepak bola amatir yang dimiliki oleh TNI.
Nama PS TNI baru muncul ketika digelarnya kompetisi Piala Jenderal Sudirman 2015, pada turnamen ini PS TNI bekerja sama dengan PSMS Medan untuk dapat menggunakan pemain-pemain milik PSMS Medan dalam mengikuti turnamen ini, dan PS TNI menjadi satu-satunya tim non peserta Liga Super Indonesia yang ikut turnamen Piala Jenderal Sudirman.
Merger dengan Persiram
Setelah berakhirnya kompetisi Piala Jenderal Sudirman 2015 PS TNI dan PSMS Medan memutuskan untuk berpisah pada tanggal 13 Maret 2016. Kemudian guna mendapatkan lisensi klub sepak bola profesional, klub PS TNI secara resmi mengakuisisi Persiram Raja Ampat dan dua tahun kemudian melakukan merger dengan Persikabo Kabupaten Bogor.
Kompetisi pertama yang diikuti PS TNI setelah menjadi klub profesional adalah turnamen Piala Bhayangkara 2016, tetapi hanya sampai babak grup. Kemudian turnamen Indonesia Soccer Championship pada tahun 2016.
Mengganti nama
Sebelum dimulainya kompetisi Liga 1 musim 2018, PS TNI mengumumkan perpindahan markas dari Stadion Pakansari, Bogor ke Stadion Sultan Agung, Bantul dan disertai juga penggantian nama klub menjadi PS TIRA yang merupakan singkatan dari Persatuan Sepakbola Tentara Nasional Indonesia-Rakyat pada tanggal 19 Januari 2018.
Merger dengan Persikabo
Pada awal tahun 2019 atau sebelum bergulirnya kompetisi Liga 1 musim 2019, PS TIRA melakukan merger dengan klub asal kabupaten Bogor yaitu Persikabo Bogor dan mengubah namanya lagi menjadi Tira Persikabo.
Pada awal tahun 2020 mereka juga ingin mengubah nama tim sekali lagi dengan menghilangkan perkataan Tira hanya menjadi Persikabo saja, tetapi saat kongres pada akhir Januari 2020 di Bali, PSSI masih belum mengesahkannya.[11] Namun perubahan nama dari Tira Persikabo menjadi Persikabo baru disahkan pada 15 Februari 2020 lewat kongres PSSI Jawa Barat dan diresmikan sehari setelahnya.
Berita Terkait
-
Bupati Bogor Rudy Susmanto Terima Penghargaan TNI AD Atas Suksesnya TMMD ke-123
-
Miris! Puluhan Ribu Warga Bogor Menganggur, Pusat Pemerintahan Jadi Sorotan
-
Kabar Baik Warga Batutulis! Pemkot Bogor Siapkan Jurus Jitu Atasi Jalan Ambles
-
Kronologi Kecelakaan Maut di Jalan Sholis Bogor: Motor Pelajar Tabrak Truk Parkir, Satu Tewas
-
Rudy Susmanto Pamer 'Kartu AS' 100 Hari Kerja, Siap Umumkan ke Publik!
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
Abaikan Demo, Kades Bojong Kulur Tetapkan Satu Syarat Mundur: Perintah Langsung dari Bupati
-
Dituduh Hoaks dan Tak Berdasar, Kades Bojong Kulur: Saya Khawatir Dianggap Benar
-
Dilengserkan BPD, Kades Bojong Kulur Melawan: Saya Tidak Akan Mundur, Ini Bukan Aturan Hukumnya
-
Ironi di Perbatasan Jabar - Banten: Warga Tertibkan Truk, Kadishub Bogor Ancam Lapor Polisi
-
Didemo Ratusan Warga, Ini 5 Fakta Penting Dibalik Lengsernya Kades Bojong Kulur