Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Sabtu, 26 April 2025 | 20:13 WIB
Persikabo 1973 Terpuruk: Dari Liga 1 ke Liga 2 Kini Terdegradasi ke Liga Nusantara [Instagram Persikabo]

SuaraBogor.id - Klub kebanggaan warga Bogor, Jawa Barat yakni Persikabo semakin merana. Penyebab utama adalah anjloknya prestasi Persikabo 1973 setelah turun kasta di Liga 1 ke Liga 2.

Kini Persikabo mengalami penurunan usai turun kasta ke Liga 3 pada musim 2025/2026.

Hal ini tentunya memicu gejolak tak mengenakkan dari suporter Kabomania.

Menanggapi kondisi ini, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Kabupaten Bogor, Asnan AP, menilai perlunya pembenahan menyeluruh dalam manajemen Persikabo.

Baca Juga: Bupati Bogor Rudy Susmanto Terima Penghargaan TNI AD Atas Suksesnya TMMD ke-123

Ia menegaskan, pemerintah daerah tetap mendukung, namun dukungan tersebut harus diimbangi dengan perbaikan internal.

"Kami tentu mendukung, tapi Persikabo harus dibenahi dulu. Jangan sampai dukungan diberikan, namun manajemennya tidak maksimal," ujar Asnan, dilansir dari Metropolitan -jaringan Suara.com.

Asnan juga berharap ke depan Persikabo dipimpin oleh sosok asal Kabupaten Bogor yang memahami dunia sepak bola lokal.

"Saya ingin yang memimpin Persikabo adalah orang Bogor yang paham sepak bola. Untuk pemain, meskipun boleh campuran, tetap harus mempertahankan identitas lokal," tambahnya.

Senada dengan itu, Dirjen Ojjo Kabomania, Samsul Teguh Putra, juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap manajemen Persikabo saat ini. Ia menyebut berbagai persoalan, seperti pemindahan homebase dan penjualan pemain kunci, sebagai penyebab utama merosotnya prestasi klub.

Baca Juga: Miris! Puluhan Ribu Warga Bogor Menganggur, Pusat Pemerintahan Jadi Sorotan

"Kami tidak puas dengan manajemen sekarang. Banyak masalah, termasuk homebase yang berpindah-pindah dan penjualan pemain penting," ungkap Samsul.

Ia menekankan, sebelum Persikabo berkompetisi di Liga 3, seluruh masalah internal, terutama terkait hak-hak pemain, ofisial, dan staf, harus diselesaikan.

"Sebelum masuk Liga 3, kami ingin semua permasalahan internal dibereskan dulu, khususnya soal tunggakan gaji pemain dan staf," tegasnya.

Kini, Persikabo 1973 — yang dikenal dengan warna hijau dan lambang dua kujang — dihadapkan pada tantangan besar untuk bangkit dari keterpurukan dan mengembalikan kejayaannya di kancah sepak bola nasional.

Sejarah

Persikabo 1973 memiliki sejarah panjang sebelum menjadi tim sepak bola profesional saat ini. Ketika pertama kali berdiri pada tahun 2015, Persikabo 1973 bernama PS TNI (Persatuan Sepak bola Tentara Nasional Indonesia) yang merupakan tim sepak bola amatir yang dimiliki oleh TNI.

Nama PS TNI baru muncul ketika digelarnya kompetisi Piala Jenderal Sudirman 2015, pada turnamen ini PS TNI bekerja sama dengan PSMS Medan untuk dapat menggunakan pemain-pemain milik PSMS Medan dalam mengikuti turnamen ini, dan PS TNI menjadi satu-satunya tim non peserta Liga Super Indonesia yang ikut turnamen Piala Jenderal Sudirman.

Merger dengan Persiram

Setelah berakhirnya kompetisi Piala Jenderal Sudirman 2015 PS TNI dan PSMS Medan memutuskan untuk berpisah pada tanggal 13 Maret 2016. Kemudian guna mendapatkan lisensi klub sepak bola profesional, klub PS TNI secara resmi mengakuisisi Persiram Raja Ampat dan dua tahun kemudian melakukan merger dengan Persikabo Kabupaten Bogor.

Kompetisi pertama yang diikuti PS TNI setelah menjadi klub profesional adalah turnamen Piala Bhayangkara 2016, tetapi hanya sampai babak grup. Kemudian turnamen Indonesia Soccer Championship pada tahun 2016.

Mengganti nama

Sebelum dimulainya kompetisi Liga 1 musim 2018, PS TNI mengumumkan perpindahan markas dari Stadion Pakansari, Bogor ke Stadion Sultan Agung, Bantul dan disertai juga penggantian nama klub menjadi PS TIRA yang merupakan singkatan dari Persatuan Sepakbola Tentara Nasional Indonesia-Rakyat pada tanggal 19 Januari 2018.

Merger dengan Persikabo

Pada awal tahun 2019 atau sebelum bergulirnya kompetisi Liga 1 musim 2019, PS TIRA melakukan merger dengan klub asal kabupaten Bogor yaitu Persikabo Bogor dan mengubah namanya lagi menjadi Tira Persikabo.

Pada awal tahun 2020 mereka juga ingin mengubah nama tim sekali lagi dengan menghilangkan perkataan Tira hanya menjadi Persikabo saja, tetapi saat kongres pada akhir Januari 2020 di Bali, PSSI masih belum mengesahkannya.[11] Namun perubahan nama dari Tira Persikabo menjadi Persikabo baru disahkan pada 15 Februari 2020 lewat kongres PSSI Jawa Barat dan diresmikan sehari setelahnya.

Load More