Andi Ahmad S
Selasa, 15 Juli 2025 | 21:19 WIB
Ilustrasi 5 Fakta Soal Mayat di Ciliwung Diduga Pegawai Kemendagri [Ist]

SuaraBogor.id - Penemuan mayat tanpa kepala di Kali Ciliwung, Pancoran, Jakarta Selatan, masih menyisakan misteri besar.

Meskipun identitasnya diduga kuat mengarah pada seorang pegawai Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), sejumlah fakta mengerikan yang terungkap di lapangan membuat kasus ini menjadi sorotan publik.

Pihak kepolisian kini bekerja keras menyatukan kepingan-kepingan puzzle, dengan tes DNA sebagai kunci utama untuk menjawab semua teka-teki.

Berikut adalah 5 fakta penting yang telah terungkap sejauh ini.

1. Ditemukan Pemancing dalam Kondisi Mengerikan

Jasad malang ini pertama kali ditemukan oleh seorang warga yang sedang memancing di pinggir Kali Ciliwung, tepatnya di Jalan Rawajati Timur III, Pancoran, pada Rabu (9/7).

Penemuan ini sontak membuat geger warga sekitar. Kondisi jasad yang tidak utuh, terutama tanpa bagian kepala, menjadi pemandangan yang sangat mengerikan.

2. Kepala Hilang, Diduga Dimakan Biawak

Salah satu pertanyaan terbesar dalam kasus ini adalah: di mana bagian kepala korban? Polisi memiliki dugaan awal yang cukup membuat bulu kuduk merinding.

Baca Juga: Ngeri! 9.000 Pasangan di Bogor Cerai Tiap Tahun, Sidang Kini Bisa Jemput Bola di Kecamatan

Kondisi jasad yang rusak diduga bukan karena tindak mutilasi kriminal, melainkan karena dimakan oleh binatang liar yang ada di sekitar kali.

"Polisi menduga mayat tanpa kepala itu kondisinya rusak karena diduga dimakan binatang seperti biawak," demikian bunyi keterangan resmi yang diterima.

3. Diduga Kuat Pegawai Kemendagri yang Hilang di Bogor

Benang merah mulai tersambung ketika ada laporan orang hilang yang cocok dengan ciri-ciri korban.

Jasad tersebut diduga kuat adalah seorang pegawai Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) yang dilaporkan hilang saat sedang memancing di kawasan Megamendung, Bogor, Jawa Barat.

Jarak antara lokasi hilang dan lokasi penemuan mengindikasikan jasad tersebut telah terbawa arus sungai cukup jauh.

Load More